Menuju konten utama

Pertumbuhan Ekonomi Cuma 5,02%, Jokowi: Jangan Kufur Nikmat

Jokowi menyebut pertumbuhan ekonomi patut disyukuri meski cuma 5,02 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Cuma 5,02%, Jokowi: Jangan Kufur Nikmat
Presiden Joko Widodo (tengah) memimpin rapat terbatas (ratas) di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020). Ratas tersebut membahas kesiapan dampak virus corona pada perekonomian di Indonesia. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.

tirto.id - Presiden Joko Widodo menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02 persen di tahun 2019 cukup memuaskan meski berada di bawah target pemerintah 5,2 persen.

Ia bilang, capaian tersebut juga perlu disyukuri lantaran angkanya tidak jatuh di bawah lima persen.

Apalagi, di tengah situasi global yang belum kondusif, banyak negara lain mengalami pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari Indonesia.

"Patut kita syukuri, yang lain-lain bukan turun, anjlok. Kita ini kalau enggak kita syukuri artinya kufur nikmat. Pertahankan pada posisi yang seperti ini saja sulit sekali," ujarnya di Istana Kepresidenan, Rabu (5/2/2020).

Jokowi juga mengklaim pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan negara-negara yang tergabung dalam G20.

"Ya marilah kita bandingkan dengan negara-negara lain, terutama kita di G20. Kita ini nomor 2, growth kita. Dan alhamdulillah ini juga patut kita syukuri bahwa pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen, 5,02 persen," imbuhnya.

Menurut Jokowi, pertumbuhan di atas lima persen masih mampu terjaga lantaran kebijakan fiskal pemerintah dan kebijakan moneter Bank Indonesia berjalan selaras.

Di samping itu, peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik perlu diapresiasi.

"Saya kira kebijakan moneter oleh BI yang sangat pruden, kebijakan perbankan oleh OJK yang sangat prudent, itu sangat baik. Juga kebijakan fiskal kita yang sangat prudent, hati-hati itu juga sangat penting sekali," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Hendra Friana
Editor: Hendra Friana