Menuju konten utama

Pertamina Bukukan Rugi 761 Juta Dolar AS per Semester I 2020

Kerugian dialami perusahaan migas plat merah itu usai terpukul pandemi COVID-19.

Pertamina Bukukan Rugi 761 Juta Dolar AS per Semester I 2020
Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina Mas'ud Khamid (kiri) didampingi Komisaris Pertamina Condro Kirono meninjau layanan SPBU di Rest Area KM 57, Karawang, Jawa Barat, Rabu (20/5/2020). ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/aww.

tirto.id - PT Pertamina membukukan rugi senilai 761 juta dolar AS per semester I 2020 sebagaimana tercatat dalam laporan keuangan per 30 Juni 2020 belum diaudit (unaudited). Kerugian dialami perusahaan migas plat merah itu usai terpukul pandemi COVID-19.

Kinerja keuangan Pertamina ini berkebalikan dengan periode yang sama di 2019. Pada Semester I 2019, Pertamina membukukan laba 746 juta dolar AS.

“Pandemi COVID-19, dampaknya sangat signifikan bagi Pertamina. Dengan penurunan demand, depresiasi rupiah, dan juga crude price yang berfluktuasi yang sangat tajam membuat kinerja keuangan kita sangat terdampak,”ucap VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman dalam keterangan tertulis, Senin (24/8/2020).

Perubahan kinerja ini sejalan dengan penurunan penjualan dan pendapatan usaha Pertamina. Pada 2019, nilai penjualan dan pendapatan usaha lainnya mencapai 25,54 miliar dolar AS. Pada 2020 angkanya turun menjadi 20,48 miliar dolar AS.

Penurunan pendapatan ini dialami pos penerimaan Pertamina baik itu penjualan minyak mentah, gas bumi dalam negeri turun dari 20,94 miliar di 2019 menjadi 16,56 miliar di 2020. Meski demikian penjualan ekspor masih tercatat naik meski tidak terlalu banyak. Dari 1,6 miliar dolar AS menjadi 1,76 miliar dolar AS di 2020.

Data Pertamina mencatat sampai Juni 2020, konsumsi BBM nasional hanya sekitar 117 ribu kilo liter (KL) per hari atau turun 13% dibandingkan periode yang sama pada 2019 yang tercatat 135 ribu KL per hari. Pada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) penurunannya mencapai 50 persen.

Posisi keuangan Pertamina juga tertekan karena adanya rugi selisih kurs selama tahun berjalan dengan nilai rugi 211,83 juta dolar AS. Keadaan ini terbalik dari periode yang sama di tahun 2019 saat Pertamina mengalami laba selisih kurs 64,59 juta dolar AS.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) virtual bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (16/4/2020), Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati pernah menyampaikan bahwa pandemi COVID-19 telah mengakibatkan performa penjualan terburuk sepanjang sejarah.

Permintaan BBM selama Maret-April jatuh. Secara nasional, Nicke mencatat telah terjadi penurunan permintaan BBM 34 persen hingga hari ini dibandingkan dengan Januari-Februari 2020.

Ditambah lagi pada periode itu, Pertamina harus menghadapi lonjakan nilai tukar sekaligus anjloknya harga minyak dunia. Dalam skenario berat, Pertamina memperkirakan penurunan pendapatan hingga 38 persen dan sangat berat mencapai 45 persen.

“Ini situasi yang belum pernah terjadi. Ini sales terendah sepanjang sejarah Pertamina. Ini tentu saja berdampak besar pada operasional,” ucap Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) virtual bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (16/4/2020).

Baca juga artikel terkait PT PERTAMINA PERSERO atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan