Menuju konten utama

Pergi Tamasya Membikin Anda Lebih Sehat

Pergi piknik, sekadar berjalan-jalan atau memancing, dapat menurunkan risiko penyakit mental.

Pergi Tamasya Membikin Anda Lebih Sehat
Ilustrasi piknik. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Sedang merasa jenuh akan rutinitas harian atau sering sakit kepala dan tertekan saat bekerja? Mungkin Anda perlu mengambil cuti untuk mengembalikan kebugaran. Sebab, berlibur terbukti dapat meningkatkan sistem imunitas dan kesehatan mental.

Penelitian oleh Gregory N. Bratman, dkk pada tahun 2015 dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Science membuktikan hal ini. Lebih dari 50 persen orang kini tinggal di daerah perkotaan. Pada 2050, diperkirakan proporsinya akan menjadi 70 persen. Padahal, urbanisasi dipercaya erat kaitannya dengan peningkatan penyakit mental.

Namun, Anda tak perlu terlalu kuatir. Anda bisa menyeimbangkannya dengan berlibur atau sekadar berjalan-jalan di alam bebas. Para peneliti dari Stanford University tersebut melakukan percobaan perjalanan terhadap dua kelompok yang masing-masing terdiri dari 19 orang.

Satu kelompok diminta berjalan kaki selama 90 menit di alam bebas, yakni di sekitar Stanford, di tempat yang ditumbuhi rerumputan, pepohonan, dan semak-semak lebat. Sementara kelompok lainnya berjalan-jalan di salah satu ruas jalan tersibuk di sekitar Palo Alto, California, Amerika Serikat.

Baca juga: Perbaiki Kualitas Hidup dengan Menghirup Udara Segar

Hasilnya, mereka yang berjalan kaki di alam bebas lebih memiliki pikiran positif dibanding sampel kelompok lainnya. Selain itu, tim peneliti juga melakukan pemindaian terhadap aktivitas otak sebelum dan sesudah jalan-jalan. Hasilnya, berjalan di alam bebas dapat menurunkan aktivitas otak di bagian yang berhubungan dengan penyakit mental.

"Hasil penelitian ini menarik, hanya dengan berjalan 90 menit memberikan dampak besar," kata Gregory Bratman, seorang mahasiswa doktoral yang ikut dalam penelitian tersebut, seperti dikutip Live Science.

Tak hanya jalan-jalan di alam bebas. Rata-rata aktivitas berlibur lainnya juga memiliki dampak positif terhadap kesehatan. Misalnya saja memancing. Dalam penelitian A. McManus dkk, dari Curtin University pada 604 orang Australia Barat disebutkan rekreasi di alam bebas mendukung perbaikan kesehatan mental, mood, dan kebugaran.

Mereka yang melakukan aktivitas memancing akan berkurang berisiko obesitasnya dan cenderung mengkonsumsi makanan laut pada tingkat yang direkomendasikan. Sebanyak 79,5 persen dari responden menyatakan memancing menjadi rekreasi yang berguna bagi kesehatan mereka. Itulah sebabnya sebanyak 75 persen orang masih memancing hingga umur 60 tahun.

Baca juga: Mengemis demi Jalan-jalan Gratis

Sementara itu, respons yang paling umum dilaporkan saat pertama kali memancing adalah pengalaman menyenangkan, mengasyikkan, atau menakjubkan sebanyak 21,7 persen. Lalu sebanyak 2,6 persen responden menyatakan pengalaman tersebut sebagai hari terbaik dalam hidup mereka. Sebanyak 5,5 persen menyatakan kecanduan memancing, dan 1,1 persen tak akan melupakan pengalaman tersebut. Hanya 10 tanggapan negatif yang tercatat seperti mabuk laut atau sedih karena membunuh ikan.

Sebanyak 94,7 persen responden menyatakan alasannya pergi memancing supaya mereka berada di luar rumah. Lalu 88,4 persen menjawab bahwa mereka memancing agar dapat beristirahat dan bersantai. Sementara itu, 77,6 persen menyatakan agar mendapat tangkapan ikan.

Dari hobinya tersebut, sebanyak 75,5 persen mengaku memperoleh manfaat kesehatan berupa relaksasi dan pereda stres. Ada pula 69 persen yang menjawab senang dapat terpapar sinar matahari.

Infografik Hidup Sehat Banyak Piknik

Meningkatkan Imunitas

Meski belum ada penelitian yang diterapkan pada manusia, ada kemungkinan pergi piknik juga berpengaruh untuk meningkatkan sistem imunitas. Penelitian Lorenza Rattazzi, dkk pada tahun 2016 yang diterbitkan Frontiers in Immunology menunjukkannya. Mereka mengamati perubahan fungsi sel T (kelompok sel darah putih yang berfungsi sebagai kekebalan tubuh) pada tikus.

Satu kelompok tikus ditempatkan di kandang berisi serbuk gergaji dan bahan-bahan lain yang biasa digunakan oleh tikus sebagai tempat bersarang. Lalu, kelompok lainnya disediakan kandang lebih luas dengan serbuk gergaji dan mainan. Termasuk sarang berbentuk kotak warna-warni, tabung, roda berjalan dan sebuah ayunan.

Baca juga: Bahaya Timbal di Balik Warna-warna yang Mencolok

Para ilmuwan mengungkapkan perubahan tempat hidup pada tikus selama dua pekan mengubah sel-T secara signifikan. Tikus kelompok kedua mempunyai kemampuan lebih baik dalam menghadapi peradangan dan infeksi.

Profesor Fulvio D'Acquisto dari William Harvey Research Institute di Queen Mary University of London mengatakan tidak memberi obat-obat apapun kepada binatang tersebut. Ia hanya mengubah kondisi kandang, dengan kata lain, mengirimkan tikus-tikus untuk bertamasya dan membiarkan mereka menikmati lingkungan baru. Menurutnya, tak menutup kemungkinan efek yang sama akan didapat oleh manusia tatkala dikondisikan dalam suasana baru.

“Apa yang terjadi ketika dokter mengubah lingkungan pasien dan menyuruhnya piknik? Mungkin dampak obat yang berhubungan dengan penyembuhan jadi terpacu,” katanya.

Jadi, kapan Anda mulai mengambil cuti dan pergi tamasya?

Baca juga: Cuti demi Kesehatan Jiwa

Baca juga artikel terkait LIBURAN atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Aditya Widya Putri
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Maulida Sri Handayani