tirto.id - Ukraina masih terus berperang melawan Rusia sampai hari ini, Rabu, 24 Agustus 2022. Menurut berita terkini, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan, negaranya akan merebut kembali semenanjung Krimea dari Rusia.
Al Jazeera melaporkan, Presiden Zelenskyy akan melakukannya dengan cara apa pun yang dia anggap benar dan tidak akan berkonsultasi dengan negara lain sebelum melakukannya.
Di sisi lain, angkatan udara Rusia dilaporkan menembak jatuh sejumlah drone atau pesawat tanpa awak milik Ukraina di dekat kota Sevatopol, Krimea pada Selasa malam. Hal itu disampaikan oleh Gubernur Sevastopol, Mikhail Razvozhayev.
Pejabat AS mengatakan, Amerika Serikat akan mengumumkan paket bantuan keamanan baru untuk Ukraina sebesar 3 miliar dolar AS pada hari Rabu.
Sementara itu, Presiden Rusia, Vladimir Putin memberikan penghargaan kepada Darya Dugina yang tewas dalam serangan bom mobil di dekat Moskow.
Politisi Rusia juga mengucapkan belasungkawa kepada putri salah satu ideolog nasionalis Rusia itu dengan menyebutnya sebagai "martir" dan kematiannya harus menginspirasi pasukan Rusia berperang di Ukraina.
Berita Terkini Perang Rusia dan Ukraina Hari ke-182
Kantor berita Rusia, TASS melaporkan, Vladimir Rogov, seorang anggota dewan utama pemerintahan sipil-militer wilayah Zaporozhye mengatakan, penjahat perang Ukraina perlu dihukum mati. Sebabm mengusir mereka dari wilayah itu bukanlah tindakan yang tepat.
"Setiap hari kita kehilangan orang, [pasukan Ukraina] membunuh orang setiap hari. Dan untuk menghentikan hal ini terjadi, perlu untuk memperkenalkan tanggung jawab yang ketat," kata Vladimir Rogov kepada saluran TV Rossiya-24.
Menurut dia, sikap yang harus diterapkan kepada pasukan Ukraina tidak cukup berupa kecaman dan tidak hanya pengusiran saja, melainkan hukuman berat "dan hukuman mati jika ada bukti."
Sementara itu, Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoygu menuding Amerika Serikat dan sekutunya menggunakan konflik di Ukraina sebagai alasan lain melancarkan perang ekonomi dan infomasi melawan Rusia.
“Perang sanksi yang keras dan perang informasi telah dilancarkan terhadap Rusia. Konflik di Ukraina hanyalah alasan lain untuk itu," kata Shoygu.
"Tujuan yang dinyatakan AS dan kaki tangannya adalah untuk melemahkan Rusia secara strategis guna menghilangkan persaingan," ungkapnya.
Menurut Shoygu, Barat mengabaikan beberapa masalah penting bagi Moskow, termasuk ekspansi NATO ke timur dan menghentikan penyebaran senjata tempur serta kegiatan militer di dekat perbatasan Federasi Rusia.
"Ukraina dipilih untuk menjadi alat dalam perang hibrida melawan Rusia," tegas Shoigu.
Editor: Iswara N Raditya