Menuju konten utama

Perancis Selamatkan Warisan Seni di Negara-Negara Perang

Museum Louvre di Perancis menawarkan untuk menampung harta karun dari negara perang seperti Suriah dan Iraq di sebuah fasilitas penyimpanan di utara Perancis. Tidak hanya itu, Perancis juga akan menggalang dana untuk menyelamatkan warisan seni yang terancam hancur di negara-negara perang.

Perancis Selamatkan Warisan Seni di Negara-Negara Perang
Warga berjalan di areal Piramida Louvre, Museum Louvre, Paris, Perancis, Rabu (7/6). Piramida pintu masuk menuju Museum Louvre tersebut merupakan salah satu daya tarik wisata utama di kota Paris. Antara Foto/Ismar Patrizki.

tirto.id - Museum Louvre di Perancis menawarkan untuk menampung harta karun dari negara perang seperti Suriah dan Iraq di sebuah fasilitas penyimpanan di utara Perancis. Tidak hanya itu, Perancis juga akan menggalang dana untuk menyelamatkan warisan seni yang terancam hancur di negara-negara perang.

Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan bahwa fasilitas konservasi baru yang berlokasi di Lievin tersebut dapat menjadi tempat penyimpanan sementara untuk kekayaan budaya dan seni internasional. Hollande sendiri telah meluncurkan plakat bangunannya yang bernilai 55 juta Euro, yang pembukaannya dijadwalkan pada 2019.

Hollande menambahkan, ia akan mengusulkan ide tersebut di sebuah konferensi warisan langka di Abu Dhabi pada Desember mendatang. Konferensi itu diharapkan akan dihadiri oleh sekitar 40 perwakilan negara.

“Peran penting dari situs Lievin itu adalah menjadi rumah bagi koleksi Museum Louvre yang disimpan. Tapi, Lievin juga memiliki peran lain, yang sayangnya berkaitan dengan peristiwa dan tragedi yang ada di dunia,” ujar Hollande seraya menilai Lievin akan menjadi situs yang unik di Eropa seperti dilaporkan theguardian, Selasa (1/1/2016).

Sementara itu, Perancis akan mengadakan penggalangan dana yang ditargetkan akan mengumpulkan 80 juta Euro dalam konferensi budaya dan terorisme yang dipimpinnya. Dana itu nantinya disumbangkan untuk menyelamatkan seni yang terancam. Tiga prioritas utamanya yakni, untuk melawan perdagangan internasional terhadap barang antik, untuk menampung sementara properti budaya dari sejumlah negara dan untuk menjaga kenangan situs budaya yang sudah punah.

Sebelumnya, di Raqqah, Suriah, Isis telah memerintahkan untuk menghancurkan gerbang patung singa kuno kolosal di tepi sungai Efrat yang berasal dari abad 8 SM. Hal yang sama pun dilakukan Isis di Nimrud, kota peninggalan bangsa Asyur. Kelompok Taliban di Afghanistan bahkan mendinamit patung Buddha Baminyan yang dibangun pada abad ke-4 dan ke-5.

ISIS dan kelompok militan memang dilaporkan telah merencanakan untuk menjual sejumlah warisan budaya di Iraq, Suriah, Afghanistan, Libya dan Mali dan menghancurkan situs-situs bersejarahnya.

Baca juga artikel terkait BENDA SENI atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh