Menuju konten utama

Peralihan Blok Rokan, 2.757 Pekerja Chevron Jadi Pekerja Pertamina

Penyerapan tenaga kerja ini dilakukan jelang alih kelola Blok Rokan dari CPI ke Pertamina pada 9 Agustus 2021.

Peralihan Blok Rokan, 2.757 Pekerja Chevron Jadi Pekerja Pertamina
Fasilitas minyak PT Chevron Pacific Indonesia di daerah Minas yang masuk dalam Blok Rokan di Riau, Rabu (1/8/2018). ANTARA FOTO/FB Anggoro

tirto.id - Sebanyak 2.757 pekerja PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) akan masuk menjadi pekerja baru di PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Penyerapan tenaga kerja ini dilakukan jelang alih kelola Blok Rokan dari CPI ke Pertamina pada 9 Agustus 2021.

"Saya ucapkan selamat datang kepada 2.757 pekerja Chevron Pacific Indonesia, calon pekerja Pertamina Grup," jelas Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati alam siaran persnya, Senin (7/6/2021).

Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi sebagai Subholding Upstream Budiman Parhusip menjelaskan nantinya Blok Rokan akan dikelola oleh PHR di bawah naungan PT Pertamina Hulu Energi selaku Subholding Upstream. Saat ini, PHR mengelola Wilayah Kerja dan Asset Hulu yang ada di Wilayah Sumatera yang dikenal dengan Regional 1 - Sumatera Subholding Upstream.

"Dengan sistem Regionalisasi ini, antara Wilayah Kerja dan Aset yang saling berdekatan khususnya Sumatera dalam hal ini, dapat dilakukan optimalisasi lapangan dan efektivitas pengembangan operasi. Sehingga dengan bergabungnya Pekerja CPI juga akan lebih membuka kesempatan pengembangan karir," terang dia.

Direktur Utama PHR Jaffee Arizon Suardin menambahkan penjelasan mengenai PHR yang juga sebagai Regional 1 – Sumatera di Subholding Upstream Pertamina bahwa PHR tidak hanya mengelola blok Rokan, akan tetapi juga mengelola seluruh blok atau wilayah kerja Pertamina di Sumatera.

"Fokusnya adalah kita ingin tumbuh secara signifikan dan sustainable dengan fokus pada semua potensi yang masih bisa dikembangkan. Business Continuity untuk mempertahankan bahkan meningkatkan produksi serta safety dan reliability tetap menjadi yang utama dalam melaksanakan pekerjaan. Pertamina melalui PHR juga akan memastikan transfer operatorship berjalan lancar sehingga kita bisa menyelesaikan program di tahun 2021 dan tumbuh signifikan pada tahun-tahun berikutnya," kata Jaffee.

Arif Handoko, Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI pada 27 Mei 2021 lalu mengatakan, bahwa transfer SDM dari Chevron ke PHR sedang berlnasung. Organisasi yang baru diharapkan hanya mengalami perubahan minimum.

“Intinya, hampir semua para pekerja di CPI akan diserap di PHR. Kecuali yang tidak mau bergabung, dan akan memberikan offer letter, yang direncakanan pada Juni,” kata Arif. Ia mengatakan, pada umumnya para pekerja di CPI cukup antusias pindah ke PHR.

Pemerintah memberikan hak kelola Blok Rokan, di Provinsi Riau yang habis masa kontraknya pada September 2021 kepada PT Pertamina (Persero). Kementerian ESDM menyebut keputusan ini murni diambil atas dasar pertimbangan bisnis dan ekonomi setelah mengevaluasi proposal Pertamina yang dinilai lebih baik daripada CPI, perusahaan asal Amerika Serikat yang mengelola Blok Rokan sejak 1971.

Kondisi tersebut didasari dengan Signature Bonus yang disodorkan Pertamina sebesar 784 juta dolar AS atau sekitar Rp11,3 triliun dan nilai komitmen pasti sebesar 500 juta dolar AS atau Rp7,2 triliun dalam menjalankan aktivitas eksploitasi migas. Usai diberikan izin pengelolaan, Pertamina menjanjikan penghematan devisa sebesar empat miliar dolar AS per tahun dari pengelolaan Blok Rokan.

"Dan sesuai proposal yang telah kami sampaikan kepada pemerintah, dengan mengelola Blok Rokan akan meningkatkan produksi hulu Pertamina yang akan mengurangi impor minyak, sehingga bisa menghemat devisa sekitar empat miliar dolar per tahun, serta menurunkan biaya produksi hilir secara jangka panjang," ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati pada (1/8/2018).

Nicke menambahkan karakteristik minyak di Blok Rokan, sesuai dengan konfigurasi kilang nasional, dimana akan diolah di dalam negeri yakni di kilang Balongan, Dumai, Plaju dan Balikpapan dan lainnya. Guna mempertahankan produksi, Pertamina dalam proposal juga menyampaikan akan memanfaatkan teknologi Enhance Oil Recovery (EOR) yang juga telah diterapkan di lapangan-lapangan migas Pertamina, seperti di Rantau, Jirak, Tanjung yang dikelola Pertamina EP, termasuk penerapan steamflood yang juga sudah dilakukan dan berhasil di lapangan PHE Siak.

Nicke menjelaskan, alih kelola ke Pertamina sebagai perusahaan nasional akan memberi manfaat yang lebih luas lagi bagi negara baik dari sisi pengelolaan maupun penerimaan negara dan memperkuat posisi BUMN tersebut sebagai salah satu lokomotif pembangunan dan perekonomian nasional.

“Kita juga memiliki amanah dan tugas di mana kita memiliki target untuk dapat memproduksi migas 1 juta barel pada tahun 2030, untuk itu dibutuhkan komitmen dan dedikasi dari seluruh elemen pekerja khususnya Subholding Upstream untuk dapat mewujudkan cita-cita ini," terang dia.

Baca juga artikel terkait CHEVRON atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti