tirto.id - Masalah dan stres merupakan bagian dari kehidupan, termasuk dalam hubungan pernikahan. Rasa sedih dan bahagia selalu muncul dalam kehidupan. Dua hal berlainan ini bisa menguatkan jalinan hubungan dalam pernikahan, tetapi juga sebaliknya.
Di antara sekian banyak masalah yang bisa memperburuk hubungan pernikahan adalah stres. Hal ini bahkan bisa dipicu oleh masalah sepele. Apalagi, dalam situasi serba sulit seperti saat pandemi virus corona (Covid-19) terjadi.
Sayangnya, banyak pasangan terlambat menyadari hal ini. Padahal, indikasi stres ketika menjalani hubungan pernikahan mudah dikenali.
Dikutip dari laman Marriage Moment, di antara indikasi masalah stres yang dialami oleh pasangan menikah ialah perubahan suasana hati, gangguan tidur, berkurangnya ketertarikan interpersonal kepada istri ataupun suami, hingga perasaan menjadi terlalu sensitif.
Untuk mengatasi masalah ini, akar masalah dan stres harus diketahui terlebih dahulu. Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa stres terjadi akibat keadaan negatif. Namun, faktanya, stres juga bisa datang akibat sesuatu yang sebenarnya positif, seperti kelahiran anak, pindah ke rumah baru, memulai pekerjaan baru, dan lain sebagainya.
Sebagaimana dilansir situs Accord, terdapat setidaknya lima faktor yang dapat memicu stres pada pasangan menikah. Detail lima faktor itu adalah seperti penjelasan selanjutnya ini.
1. Finansial
Masalah keuangan dapat dengan mudah menjadi sumber stres dan kekhawatiran dalam kehidupan berumah tangga. Saat keadaan ekonomi sedang sulit, pasangan dapat memiliki kekhawatiran soal masalah pekerjaan, tagihan, biaya pendidikan dan pengasuhan anak dan perawatan kesehatan.
Stres dapat berdampak pada kedua pasangan dan berakibat buruk pada kualitas hubungan. Oleh karenanya, penting untuk dapat membahas masalah keuangan satu sama lain secara suportif dan konstruktif agar dapat mengelolanya dengan cara sebaik mungkin.
2. Anak
Anak memang anugerah. Memiliki anak dapat menjadi salah satu pengalaman paling indah dalam hidup. Akan tetapi, bagi sebagian orang, menjadi orang tua acapkali menjadi beban.
Memutuskan kapan harus memiliki anak dapat menjadi sangat sulit bagi pasangan. Salah satu di antaranya mungkin tidak merasa siap untuk berkomitmen dan ingin menunggu lebih lama.
Kelahiran dan pengasuhan anak mungkin juga dapat membuat stres karena kurang tidur, khawatir bagaimana cara mengasuh si kecil dengan baik, dan sebagainya.
Oleh sebab itu, penting untuk terbuka terhadap pasangan, saling mendengarkan, mengungkapkan perasaan dan kebutuhan Anda secara terbuka dalam merencanakan masa depan keluarga.
3. Pekerjaan
Bagaimana cara Anda bekerja: penuh waktu, lepas waktu, atau fokus ke karier? Hal ini sebaiknya dibicarakan dengan pasangan. Sebab, hal ini bisa jadi pemicu masalah dalam kehidupan rumah tangga.
Pekerjaan bisa menyita banyak waktu yang Anda miliki, terlebih ketika ada tekanan menyelesaikan tugas dengan tenggat mepet dan tuntutan kualitas yang tinggi. Pekerjaan pun bisa mengharuskan Anda menghabiskan waktu jauh dari rumah. Hal ini bisa jadi sulit bagi Anda ataupun pasangan.
Oleh karenanya, setiap pasangan sebaiknya tetap menjalin kontak rutin melalui telepon, panggilan video, dan sebagainya, ketika harus terpisah karena urusan pekerjaan.
4. Perilaku buruk
Sangat mungkin Anda dan pasangan mengalami waktu yang sulit pada tahap tertentu saat berada dalam hubungan pernikahan. Hal itu dapat merupakan dampak dari masalah pekerjaan, finansial, keluarga, atau sesuatu yang salah dalam hubungan itu sendiri.
Hal tersebut dapat menjadikan seseorang menjadi sulit bergaul hingga menutup diri dari berbagai hal, termasuk pasangannya sendiri.
Bagi suami-istri yang mudah bergaul, dapat diperkirakan bahwa mereka bisa jadi lebih tertekan, agresif, defensif, dan argumentatif.
Lebih buruk lagi, masalah-masalah yang muncul itu dapat menjadikan seseorang memiliki perilaku destruktif seperti mabuk, berjudi, dan sebagainya, yang dapat memperburuk keadaan. Identifikasi perilaku buruk seperti itu perlu dilakukan oleh pasangan, dan bicarakan dengan baik-baik.
5. Perubahan
Perubahan sebenarnua sangat biasa terjadi, termasuk dalam diri sendiri. Hal ini dapat dipengaruhi oleh usia dan pengalaman-pengalaman yang telah menempa Anda. Namun, perubahan yang Anda alami juga dapat menjadi beban bagi pasangan.
Oleh karenanya, bersikaplah terbuka untuk membicarakan perubahan-perubahan yang Anda alami maupun terjadi pada diri pasangan.
Tips Cara Mengatasi Stres dalam Pernikahan
Stres dalam menjalani hubungan pernikahan bisa berpengaruh ke kesehatan fisik maupun mental. Seorang psikolog AS dari Cleveland Clinic Ted Raddell, Ph.D, menyebut bahwa kualitas kehidupan rumah tangga sangat penting dan berpengaruh pada kesehatan fisik.
"Sakit kepala, masalah perut dan pencernaan, masalah otot, seringkali disebabkan oleh stres yang muncul, dan berdampak pada fungsi imunitas tubuh," kata Raddel, dikutip dari laman Cleveland Clinic.
Beberapa reaksi yang paling umum terjadi akibat stres dalam kehidupan pernikahan, sebagaimana dilansri laman Focus on the Family, adalah melarikan diri, berkelahi, atau bahkan menjadi dingin kepada pasangan.
Apa pun reaksi itu, hal tersebut tidak akan membawa pengaruh baik dalam hubungan. Sebaiknya, setiap pasangan menghadapi dan menyelesaikan masalah dengan saling berkomunikasi.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rumah tangga antara lain kesadaran dari masing-masing individu, bicarakan kemungkinan penyebab dari masalah yang muncul, dan cari solusi bersama.
Dengan cara itu, masalah mungkin dapat diatasi sebelum berdampak buruk terhadap hubungan, keluarga, maupun anak.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Addi M Idhom