tirto.id - Gempa hari ini mengguncang wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) dan sekitarnya sebanyak dua kali, yakni pada pagi dan malam, Senin, 26 Juli 2021. Kedua gempa tersebut berpusat di laut tidak jauh dari wilayah pesisir Kabupaten Tojo Una-Una Sulteng.
Setelah gempa berkekuatan M5,5 dengan kedalaman pusat 10 km, guncangan yang lebih kuat pun muncul pada Senin malam. Wilayah Kabupaten Tojo Una Una Kembali diguncang gempa bumi pada Senin malam (26/7), pukul 19.09 WIB, dengan kekuatan M6,5.
Gempa M6,5 tersebut, mengutip laporan BMKG, berpusat di kedalaman 10 kilometer, tetapi sudah dipastikan tidak berpotensi tsunami. Pusat gempa berada di laut, sekitar 59 kilometer arah Timur Laut Kabupaten Tojo Una-Una. Jadi, pusat gempa itu tidak jauh dari lokasi episentrum gempa pada Senin pagi, yang juga berada laut, sekitar 55 Km arah Timur Laut Kab. Tojo Una-Una.
Dampak Gempa Sulteng & Kondisi Ampana Malam Ini
Mengutip siaran pers BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tojo Una Una melaporkan guncangan kuat selama 3 detik dirasakan warga. Saat gempa terjadi, warga panik hingga keluar rumah.
Laporan BPBD setempat menyebut, banyak warga mengungsi ke wilayah yang lebih tinggi di Desa Sansarino, Kecamatan Ampana Kota. Ampana merupakan pusat kota di Kabupaten Tojo Una Una.
"Jaringan listrik masih diberitakan padam dan belum ada laporan kerusakan setelah gempa," kata Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Menurut Muhari, hal serupa dirasakan warga di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. BPBD Kabupaten Banggai juga melaporkan guncangan kuat dirasakan warga yang mengalami kepanikan.
Kata Muhari, BMKG sudah memberikan rekomendasi pada masyarakat di Pesisir Bolaang dan Bunta untuk menjauhi pantai sementara waktu dan tetap tenang.
Laporan Antara juga menyebutkan bahwa banyak warga Kabupaten Tojo Una-Una yang mengungsi ke wilayah pegunungan, usai gempa terjadi malam ini.
Husnul, warga Ampana Kota menerangkan ia dan anggota keluarganya mengungsi ke pegunungan karena khawatir terjadi gempa susulan yang magnitudonya lebih besar dan memunculkan tsunami.
"Awalnya saya dan keluarga masih bertahan di rumah, tapi banyak warga yang menyuruh supaya mengungsi ke atas karena khawatir air laut naik sehingga kami panik dan memutuskan mengungsi ke gunung," kata Husnul kepada Antara pada Senin malam (26/7/2021).
"Listrik di sini sekarang padam. Saat gempa terjadi listrik langsung padam," tambah Husnul.
Warga Ampana Kota lainnya, Farwa juga mengatakan sinyal internet terganggu dan belum stabil setelah gempa M6,5 terjadi malam ini. "Jaringan internet di Ampana Kota tidak stabil. Listrik mati," ujar dia.
Data BMKG menunjukkan masyarakat di banyak daerah merasakan guncangan akibat gempa M6,5 di Sulteng pada malam ini. Guncangan terkuat tercatat di skala V dan VI MMI. Guncangan gempa yang terkuat dirasakan masyarakat Kota Ampana, Pusat Kabupaten Tojo Una-Una.
Skala V MMI menunjukkan bahwa getaran gempa dapat dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang serta barang besar tampak bergoyang, hingga bandul lonceng yang sedang bergerak pun dapat berhenti.
Sementara skala VI MMI menunjukkan getaran dirasakan semua penduduk dan kebanyakan semua terkejut sehingga lari keluar. Selain itu, getaran bisa membuat plester dinding jatuh dan cerobong asap pabrik dapat mengalami kerusakan ringan.
Daerah-daerah yang terguncang oleh gempa Sulteng malam ini adalah: (V-VI MMI) Ampana; Poso (V MMI); Morowali (V MMI); Bolmong Selatan (III-IV MMI); Bolmong Timur (III-IV MMI); (III - IV MMI) Kotamobagu; Buol (III-IV MMI); dan Bone (III-IV MMI).
Kemudian, daerah-daerah lain dengan tingkat guncangan lebih kecil adalah: Bobong (II-III MMI); Konawe Utara (II-III MMI); Tomohon (II - III MMI); Manado (II - III MMI); Kolaka Utara (II - III MMI); Masamba (II - III MMI); Mamuju Tengah (II MMI) serta Polewali (II MMI).
Penyebab Gempa Sulawesi Tengah Hari Ini
Gempa M6,5 di Sulteng pada malam ini, 26 Juli 2021, diperkirakan disebabkan oleh aktivitas dari sesar lokal. Informasi ini berdasarkan hasil analisis BMKG Stasiun Geofisika Kota Palu, Sulteng.
"Ini sesar lokal tapi kami belum tahu detail namanya," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Geofisika Palu, Hendrik Leopatty, dikutip dari Antara.
Selain itu, menurut Hendrik, di peta sejarah kegempaan, belum ada data mengenai gempa yang disebabkan sesar lokal tersebut.
Hendrik menyebut 2 kemungkinan terkait jalur sesar lokal tersebut. Pertama, dari terusan Banggai dan kedua, sesar tersebut membelah daerah Kabupaten Tojo Una-Una dari selatan ke utara.
"Di Sulawesi itu ada sekitar 48 sesar, yang paling banyak, Provinsi Sulawesi Tengah," kata dia.
Adapun merujuk pada siaran resmi BNPB, berdasarkan mekanisme kemunculannya, gempa hari ini di Tojo Una-Una termasuk kategori gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi yang dipicu oleh sesar lokal.
"Analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan normal atau normal fault," terang Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Editor: Iswara N Raditya