Menuju konten utama

Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati Neuroblastoma pada Anak

Sel-sel kanker neuroblastoma dapat menyebar dengan cepat ke area lain dari tubuh misalnya, kelenjar getah bening, hati, paru-paru, tulang, sistem saraf pusat dan sumsum tulang.

Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati Neuroblastoma pada Anak
Anggota komunitas pendonor melakukan aksi peringatan Hari Kanker Anak Internasional di Jalan Balaikota Medan, Sumatera Utara, Kamis (15/2/2018). ANTARA FOTO/Septianda Perdana

tirto.id - Neuroblastoma merupakan salah satu jenis kanker yang sering terjadi pada anak dan sering muncul sejak mereka lahir. Tumor kanker neuroblastoma akan terlihat pada jaringan saraf bayi dan anak-anak, bahkan sering juga ditemukan di jaringan saraf bayi yang belum lahir. Neuroblastoma jarang terjadi pada anak-anak yang berusia lebih dari 10 tahun. Namun, hal ini kadang terjadi pada orang dewasa.

Tumor biasanya dimulai di jaringan kelenjar adrenal di perut, tetapi juga dapat terjadi di jaringan saraf leher, dada, atau sumsum tulang belakang. Kelenjar adrenal terletak di atas ginjal dan berfungsi mengeluarkan hormon dan zat penting lainnya yang diperlukan untuk fungsi normal tubuh.

Sel-sel kanker neuroblastoma dapat menyebar (bermetastasis) dengan cepat ke area lain dari tubuh misalnya, kelenjar getah bening, hati, paru-paru, tulang, sistem saraf pusat dan sumsum tulang. Sekitar dua pertiga dari semua anak yang didiagnosis dengan neuroblastoma akan memiliki beberapa penyakit metastasis.

Di Amerika Serikat, sekitar 700 anak didiagnosis dengan neuroblastoma setiap tahun. Ini sering hadir saat lahir, tetapi tidak terdeteksi sampai tumor mulai tumbuh dan menekan organ-organ sekitarnya. Sebagian besar anak-anak yang terkena neuroblastoma telah didiagnosis sebelum usia 5 tahun. Dalam kasus yang jarang terjadi, neuroblastoma dapat dideteksi sebelum kelahiran dengan USG janin. Kanker ini adalah kanker tumor padat paling umum terjadi pada bayi.

  • Penyebab

Dilansir Children National, satu-satunya faktor risiko yang telah ditetapkan untuk neuroblastoma adalah faktor keturunan, meskipun sebagian besar neuroblastoma tidak diwariskan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa variasi genetik tertentu menggandakan risiko penyakit ini. Juga, memiliki variasi khusus dan ini meningkatkan kemungkinan bahwa seorang anak akan mengembangkan bentuk penyakit yang lebih agresif.

  • Gejala

Gejala atau tanda-tanda anak memiliki neuroblastoma seperti dilansir Neuroblastoma merupakan salah satu jenis kanker yang sering terjadi pada anak dan sering muncul sejak mereka lahir. Antara lain:

  1. Ada benjolan atau sesuatu yang membengkak di perut, perut terasa sakit, dan menurunnya nafsu makan. Tanda itu jika kanker terjadi di perut.
  2. Tulang terasa sakit, mata menghitam, memar, dan kulit pucat. Tanda-tanda ini ada jika kanker telah menyebar di tulang atau tulang sumsum.
  3. Lemas, mati rasa, ketidakmampuan untuk bergerak atau kesulitan berjalan. Gejala ini untuk kanker di tulang belakang.
  4. Kelopak mata tampak terkulai, pupil tidak sama, berkeringat, dan kulit berwarna merah. Ini adalah tanda-tanda dari kerusakan saraf di leher yang dikenal sebagai Horner's sindroma.
  5. Kesulitan bernafas. Jika kanker ini terjadi di dada.
  6. Demam dan sering cepat marah.

  • Pengobatan
Perawatan khusus untuk neuroblastoma akan ditentukan oleh dokter anak berdasarkan:

  1. Usia anak, keseluruhan kesehatan dan riwayat medis.
  2. Luasnya penyebaran tumor.
  3. Toleransi anak terhadap obat, prosedur, atau terapi tertentu.
  4. Harapan untuk perjalanan penyakit.

Setelah mempertimbangkan, dokter akan melakukan beberapa perawatan seperti:

  1. Pembedahan untuk tumor atau reseksi metastasis dan pengangkatan kelenjar getah bening yang terlibat
  2. Kemoterapi
  3. Terapi radiasi
  4. Terapi biologis
  5. Terapi yang ditargetkan
  6. Sumsum tulang dan transplantasi sel induk darah
  7. Terapi retinoid
  8. Perawatan suportif (untuk efek samping pengobatan)
  9. Perawatan tindak lanjut. Untuk menentukan respons terhadap pengobatan, penyakit berulang, dan efek pengobatan yang terlambat. Opsi perawatan harus didiskusikan dengan dokter anak.

Baca juga artikel terkait KANKER atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Febriansyah
Penulis: Febriansyah
Editor: Alexander Haryanto