tirto.id - Song Mino “Winner” belakangan menjadi perbincangan hangat di dunia hiburan K-Pop. Pasalnya penyanyi sekaligus rapper boy group asuhan YG Enterntainment tersebut memberi pengakuan mengejutkan kepada para penggemarnya.
Mino yang muncul pada acara variety show “Human Intelligence” di stasiun televisi JTBC pada 23 November 2018 mengaku beberapa tahun belakangan telah mengidap panic disorder yang disebabkan kesibukannya sebagai public figure.
Panic disorder atau gangguan kecemasan memang banyak dialami selebritas di dunia hiburan, khususnya di Korea Selatan. Jadwal yang padat dan popularitas yang tinggi bisa jadi penyebab panic disorder.
Lalu, apakah yang dimaksud dengan panic disorder?
Panic Disorder
Dilansir dari Healthline, gangguan kecemasan terjadi ketika seseorang mengalami serangan panik yang tak terduga secara berulang. Serangan panik terjadi sebagai lonjakan intens ketakutan atau ketidaknyamanan yang memuncak dalam beberapa menit.
Orang-orang dengan panic disorder hidup dalam ketakutan. Kita mungkin mengalami panic disorder ketika tiba-tiba merasa diteror luar biasa dan tidak memiliki penyebab yang jelas. Gejala fisik panic disorder bisa berupa jantung berdegup kencang, kesulitan bernapas, dan berkeringat.
Apa yang menyebabkan panic disorder?
Dilansir dari National Institute of Mental Health (NIMH), penyebab panic disorder sendiri tidak bisa dipahami dengan jelas.
Gangguan panik juga terkait dengan transisi signifikan yang terjadi dalam kehidupan. Beraktivitas, seperti kuliah, bekerja, menikah, atau semua transisi dalam kehidupan kita yang bisa menciptakan stres akan mengarah pada perkembangan panic disorder atau gangguan panik.
Selain itu, beberapa kondisi kesehatan fisik, seperti masalah tiroid, aritmia jantung, kafein atau zat/obat lain, dapat menghasilkan atau memperburuk gejala kecemasan.
Gejala Panic Disorder
Gejala panic disorder sering mulai muncul pada anak usia remaja dan dewasa di bawah 25 tahun. Jika kita tiba-tiba mengalami empat atau lebih serangan panik, atau merasa hidup dalam ketakutan akan adanya serangan kepanikan lainnya, mungkin kita mengalami panic disorder.
Serangan tersebut menghasilkan rasa takut intens yang dimulai tiba-tiba, seringkali tanpa peringatan. Serangan biasanya berlangsung selama 10 hingga 20 menit, tetapi dalam kasus yang ekstrem, gejala tersebut dapat berlangsung lebih dari satu jam. Hal ini bisa berbeda untuk setiap orang dan gejala yang bervariasi.
Gejala umum terkait panic disorder di antaranya:
- Jantung berdetak dengan cepat
- Sesak napas
- Merasa seperti tersedak
- Pusing (vertigo)
- Kepala ringan
- Mual
- Berkeringat atau kedinginan
- Gemetar
- Perubahan keadaan mental, termasuk perasaan derealisasi (perasaan tidak nyata) atau depersonalisasi (tidak bisa mengontrol diri sendiri)
- Mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki
- Nyeri dada atau sesak
- Takut mati
Cara Mengobati Panic Disorder
Masih dilansir dari Healthline, perawatan untuk panic disorder berfokus pada mengurangi atau menghilangkan gejala. Hal ini dilakukan melalui terapi dengan profesional dan dalam beberapa kasus bisa menggunakan obat-obatan, atau keduanya. Terapi biasanya melibatkan metode Cognitive Behavioral Therapy (CBT).
Terapi tersebut mengajarkan kita untuk mengubah pikiran dan tindakan, sehingga dapat memahami serangan kepanikan yang datang dan rasa takutnya dapat dikelola.
Obat yang digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan termasuk Inhibitor Reuptake Serotonin Selektif (SSRI), kelas antidepresan. SSRI yang diresepkan untuk gangguan panik termasuk Fluoxetine, Paroxetine, dan Sertraline.
Obat lain yang kadang-kadang digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan yaitu:
- Serotonin-norepinefrin reuptake inhibitor (SNRI), kelas antidepresan lain
- Obat Antiseizure
- Benzodiazepin (umumnya digunakan sebagai obat penenang), termasuk Diazepam atau Clonazepam
- Monoamine Oxidase Ihibitors (MAOIs), jenis lain dari antidepresan yang jarang digunakan karena efek samping yang jarang namun serius.
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Dipna Videlia Putsanra