Menuju konten utama

Pentingnya Mencegah Pneumonia pada Anak Balita

Pada 2016, Pneumonia menewaskan sekitar 2.400 anak setiap hari menurut data UNICEF.

Pentingnya Mencegah Pneumonia pada Anak Balita
Ilustrasi infeksi paru-paru. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Pneumonia atau dikenal dengan paru-paru basah adalah infeksi jaringan paru-paru (alveoli) yang bersifat akut, dan menurut Unicef masih menjadi penyebab utama kematian yang menular pada anak-anak balita.

Data UNICEF menunjukkan, pada 2016 Pneumonia menewaskan sekitar 2.400 anak setiap hari. Pneumonia menyumbang sekitar 16 persen dari 5,6 juta kematian balita, menewaskan sekitar 880.000 anak. Sebagian besar korbannya adalah anak berusia kurang dari 2 tahun.

Penyebab pneumonia adalah bakteri, virus, jamur, pajanan bahan kimia, kerusakan fisik dari paru-paru, maupun pengaruh tidak langsung dari penyakit lain.

Bakteri yang bisa menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus dan Mycoplasma pneumonia, sedangkan virus yang menyebabkan pneumonia adalah adenoviruses, rhinovirus, influenza virus, respiratory syncytial virus (RSV) dan para influenza virus.

Pada umumnya, pneumonia dikategorikan dalam penyakit menular yang ditularkan melalui udara, dengan sumber penularan adalah penderita pneumonia yang menyebarkan kuman dalam bentuk droplet ke udara pada saat batuk atau bersin.

Kuman penyebab pneumonia kemudian masuk ke saluran pernapasan melalui proses inhalasi (udara yang dihirup), atau dengan cara penularan langsung, yaitu percikan droplet yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin, dan berbicara langsung terhirup oleh orang di sekitar penderita, atau memegang dan menggunakan benda yang telah terkena sekresi saluran pernapasan penderita.

Gejala terjadinya pneumonia ditandai dengan batuk dan atau kesulitan bernapas seperti napas cepat, dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap meningkatnya pneumonia pada balita baik dari aspek individu anak, perilaku orang tua, maupun lingkungan.

Selain itu, menurut WHO, rumah yang padat penghuni, pencemaran udara dalam ruang akibat penggunaan bahan bakar padat (kayu bakar/arang), dan perilaku merokok dari orang tua juga merupakan faktor lingkungan yang dapat meningkatkan kerentanan balita terhadap pneumonia.

Hal yang sama dituliskan Athena Anwar dan Dharmayanti dalam penelitiannya berjudul "Pneumonia pada Anak Balita di Indonesia", faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pneumonia pada balita adalah jenis kelamin, tipe tempat tinggal, pendidikan ibu, tingkat ekonomi/kuintil indeks kepemilikan, letak dapur, keberadaan/kebiasaan membuka jendela dan ventilasi kamar tidur.

Hal ini berarti bahwa faktor sosial, demografi, ekonomi dan lingkungan rumah secara bersama-sama berperan terhadap kejadian pneumonia pada balita di Indonesia.

Masih dalam tulisan Athena Anwar dan Dharmayanti, untuk mengendalikan kejadian pneumonia pada balita, intervensi yang dapat dilakukan adalah memperbaiki kondisi fisik rumah seperti pemisahan dapur dengan ruangan lain, memasang ventilasi kamar, dan selalu membuka jendela kamar tidur.

Baca juga artikel terkait PNEUMONIA atau tulisan lainnya dari Nuraini Ika

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nuraini Ika
Editor: Dipna Videlia Putsanra