tirto.id - Pada puncak perayaan malam tahun baru banyak masyarakat yang ingin menghabiskan waktunya bersama keluarga dengan menginap di hotel berbintang. Namun, tak urung harga penginapan di hotel-hotel tersebut mengalami peningkatan yang signifikan.
Sekretaris Jenderal Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran membeberkan alasan harga hotel sering kali mengalami kenaikan saat momentum libur tahun baru. Menurut dia, harga hotel sudah tersistem lewat dynamic rate.
Dynamic rate, menurut Yusran, adalah sistem penetapan harga hotel yang mematok berdasarkan okupansi kenaikan pelanggan. Namun demikian, setiap hotel juga memiliki publish rate, yang mana sebagai harga awal sebelum mendapatkan pemotongan harga lewat diskon.
“Kenaikan harga hotel itu mengikuti dengan adanya okupansi. Kita mengenal namanya publish rate atau harga awal, pada saat okupansinya rendah, maka publish rate bisa saja otomatis kasih diskon, bisa 30 persen sampai 40 persen yang membuat seolah-olah murah, padahal harganya bergerak setiap menit mengikuti okupansi pada saat itu,” kata Yusran kepada Tirto, Jumat (29/12/2023).
“Contoh pada hari ini, mungkin pagi-pagi masih kelihatan harganya rendah, tiba-tiba siangan dikit sudah meningkat berarti okupasi hotel itu sudah meningkat,” tambah dia.
Untuk itu, fluktuasi kenaikan harga pada hotel sebenarnya tidak semata-mata memanfaatkan momentun hari besar. Yusran mengatakan, jika memang pada hari biasa okupansi hotel sedang tinggi, maka harga akan otomatis menyentuh publish rate.
“Hari biasa juga akan tetap tinggi harganya jika memang okupansinya tinggi, makanya di hotel itu terkenal adanya sistem best available rate, harga terbaik pada hati itu, di jam berapa harga akan rendah di hari itu,” ujar Yusran.
Menurut Yusran, penerapan dynamic rate dan publish rate dilakukan di seluruh dunia, sesuai hukum ekonomi permintaan dan penawaran. Hal ini lantaran jika dilakukan tidak tersistem atau manual justru akan diragukan kredibilitasnya.
Bahkan, beberapa hotel menggunakan property management systems yang digunakan untuk penetapan harga. “Seluruh dunia seperti itu, sistem hotel tidak bisa manual, justru yang manual enggak pakai sistem yang diragukan. Kalau hotel yang sudah menggunakan sistem hotel bahkan PMS, property management systems, itu sudah set (stabil),” kata Yusran.
Pelayanan hotel, tambah Yusran, juga turut mempengaruhi harga pada hotel-hotel tertentu yang memang menerapkan standart service bahkan unlimited extra service.
“Ada minimun standart service ada unlimited extra pelayanan tentu ada harganya,” ucap dia.
Jadi, jika ingin menginap di hotel pada hari-hari besar atau musim liburan diharapkan dilakukan jauh-jauh hari sebelum adanya peningkatan okupansi. Siasat ini penting diperhatikan demi mendapatkan penawaran harga yang menarik.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Dwi Ayuningtyas