tirto.id - Pengurus DPP Asosiasi Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Perdesaan (Asosiasi SPAMS Perdesaan) periode 2018-2023 dikukuhkan Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Cipta Karya (DJCK) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Sri Hartoyo oleh di Jakarta, Rabu (4/07/2018).
Asosiasi SPAMS dibentuk pada tahun 2013. Hingga saat ini, sudah terbentuk 226 Asosiasi tingkat Kabupaten, 8 Asosiasi tingkat Provinsi, dan lebih dari 16.000 Kelompok Pengelola SPAMS (KP-SPAMS) di tingkat desa.
Melalui program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), Asosiasi Pengelola SPAMS membentuk KP-SPAMS yang bergerak mengelola operasi dan pemeliharaan dari sistem penyediaan air minum (SPAM) di desa. Hadirnya KP-SPAMS merupakan wujud partisipasi dan tanggung jawab masyarakat dalam mengelola sarana yang telah dibangun melalui program PAMSIMAS.
“KP-SPAMS harus memastikan keberlanjutan program dan menjadi mitra Pemerintah Desa dalam memberikan pelayanan dasar air minum secara berkelanjutan. Keberadaan KP-SPAMS, dan juga peran Asosiasi SPAMS Perdesaan, sangat penting dalam mendukung Akses Universal air minum dan sanitasi tahun 2019,” ujar Sri Hartoyo, dalam rilis yang dikirim kepada Tirto, Kamis (5/7/2018).
Selain itu, ia juga mengingatkan perlunya memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya air minum dan cara pengelolaan yang baik. Masyarakat tidak hanya diberikan pelayanan air minum, namun juga harus dibarengi dengan pelayanan sanitasi yang layak karena keduanya akan berdampak kepada kesehatan lingkungan.
“Karenanya, kontribusi sekecil apapun melalui program Pamsimas dalam menyediakan air minum dan sanitasi, akan sangat penting,” ucap Dirjen.
Sri Hartoyo juga menjelaskan Indonesia masih menghadapi masalah sanitasi baik di perkotaan lebih-lebih di perdesaan. Ke depan masalah akan semakin berat dan komplek seiring dengan pertambahan jumlah penduduk sehingga lingkungan permukiman semakin padat dan komplek.
Hal tersebut bisa menimbulkan polusi, pencemaran lingkungan, air menjadi tercemar bakteri coli dari tinja manusia, sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia.
“Betapa mulianya yang telah dilakukan Pamsimas, dari langkah kecil di tingkat desa akan memberikan kontribusi dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia secara nasional, setidaknya dari aspek kesehatan,” imbuh Dirjen.
Selain itu pengelola Asosiasi diharapkan mampu menjadi mediator antara masyarakat, pemerintah desa, pemerintah daerah (kabupaten/ kota dan provinsi), dan pihak lainnya sehingga masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan dasar air minum aman dan sanitasi yang layak secara berkelanjutan.
“Tingkat kesehatan masyarakat Indonesia akan semakin meningkat. Dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat akan berpengaruh secara langsung kepada kemajuan bangsa,” ucap Dirjen mengakhiri sambutannya.
Editor: Maya Saputri