tirto.id - Membaca Al-Qur'an tidak selalu dilakukan sesuai hukum baku ilmu tajwid. Ada beberapa bacaan yang dilafalkan dengan menyalahi aturan baku.
Namun demikian, terdapat hukum lain yang mengaturnya secara khusus. Bacaan Al-Qur'an yang dilafalkan menyalahi hukum baku ilmu tajwid disebut sebagai bacaan garib.
Dalam bahasa Arab, garib artinya jarang dan tersembunyi. Dalam hal ini, bacaan garib jarang ditemui dan hanya ada sesekali dalam Al-Quran.
Di antara jenis-jenis bacaan garib, ada istilah imalah yang merupakan bagian dari ilmu tajwid, dibahas dengan hukum tersendiri. Lalu, apa yang dimaksud dengan bacaan imalah?
Pengertian Bacaan Imalah
Dalam bahasa Arab, imalah artinya miring dan condong. Menurut istilah tajwid, bacaan imalah adalah pelafalan kata atau ayat Al-Quran yang dimiringkan bunyinya, sebagaimana dikutip dari Al-Quran Hadis (2020) yang ditulis Nismatul Khoiriyah.
Pembahasan imalah tertuang dalam jenis qiraat Hafs, salah satu jalur riwayat tilawah Al-Qur'an yang selama ini banyak beredar di masyarakat.
Sebagai misal, huruf ra (رَ) dalam bacaan garib jenis imalah dibaca dengan bunyi "re". Pembacaan demikian dilakukan karena dicontohkan langsung oleh Rasulullah saw. melalui jalur riwayat Hafs.
Menurut riwayat Hafs, contoh bacaan imalah dalam Al-Qur'an hanya ada satu, yakni dalam Surat Hud ayat 41. Namun, secara umum, bacaan imalah sebenarnya terbagi menjadi dua jenis, yakni imalah kubra dan imalah sugra.
Bacaan imalah yang disebut menurut riwayat Hafs termasuk sebagai jenis imalah kubra. Sementara itu, imalahsughra sering disebut sebagai taqlil. Lantas, contoh imalah ada berapa?
Contoh BacaanImalah dalam Al Quran
Contoh bacaan imalah menurut riwayat Hafs hanya ada satu. Sementara itu, merujuk Imam Warsy, ada beberapa contoh bacaan imalah sughra dalam Al-Qur'an.
Berikut beberapa contoh bacaan imalah sesuai jenisnya.
1. Contoh bacaan imalah kubra
Contoh imalah kubra hanya ada satu, yakni dalam surah hud ayat 41. Berikut redaksi contoh bacaan imalah kubra dan penjelasannya.۞ وَقَالَ ٱرْكَبُوا۟ فِيهَا بِسْمِ ٱللَّهِ مَجْر۪ىٰهَا وَمُرْسَىٰهَآ ۚ إِنَّ رَبِّى لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Bacaan Latin: "Wa qālarkabụ fīhā bismillāhi majreehā wa mursāhā, inna rabbī lagafụrur raḥīm"
Artinya: "Dan Nuh berkata: 'Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya'. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang," (QS. Hud [11]: 41).
Bacaan imalah terdapat pada lafal مَجْرَاهَا (Dibaca: Majreeha). Bunyi huruf ra (رَ) pada ayat di atas menyalahi kaidah umum tajwid atau berbeda dari cara membaca harakat fathah pada umumnya.
Huruf bacaan ra (رَ) berharakat fathah dalam bacaan imalah dibaca miring, serta condong ke arah kasrah (namun, belum benar-benar menjadi). Dengan demikian cara membacanya menjadi "re", yakni "majreeha".
Huruf ra dalam contoh bacaan imalah di atas dilafalkan dengan tarqiq atau tipis.
2. Contoh imalah sughra
Sebagaimana dijelaskan di awal, contoh imalah sughra menurut riwayat Warsy ada dalam lafal yang mengandung lafal alif maqsurah. Berikut beberapa contoh bacaan imalah sughra.a. Al-Lail ayat 1
وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىۙLatin: wal-laili idzâ yaghsyâContoh bacaan imalah sughra terdapat pada kata terakhir di ayat ke-1 surat Al-Lail tersebut. Dibacanya yaghsye.b. Al-Lail ayat 4
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَٱتَّقَىٰfa ammā man a’ṭā wattaqā
Contoh bacaan imalahsughra terdapat pada kata terakhir di ayat tersebut. Menurut riwayat Warsy, dengan menerapkan hukum imalah sughra cara bacanya diubah, dari wattaqa menjadi wattaqee.
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Fadli Nasrudin