Menuju konten utama

Pengertian Cara Berpikir Kausalitas dalam Sejarah dan Jenisnya

Pengertian cara berpikir kausalitas dalam sejarah dan jenis-jenisnya.

Pengertian Cara Berpikir Kausalitas dalam Sejarah dan Jenisnya
Ilustrasi Sejarah Istana Kesultanan Banjar di Martapura tahun 1843. Wikimedia commons/publik domain/Neerlands-Oost-Indi Pembuat Steven Adriaan Buddingh

tirto.id - Ada beberapa cara berpikir dalam sejarah salah satunya berpikir secara kausalitas. Pengetahuan tentang hubungan sebab akibat tersebut sangat penting dalam pembelajaran sejarah, terutama untuk menjawab pertanyaan mengapa suatu peristiwa terjadi?

Sulaiman Hasan dan Anik Irawati dalam Menelusuri Konsep Sejarah (2017: 17), menuliskan bahwa kausalitas berkaitan dengan hubungan sebab akibat antara dua atau lebih peristiwa.

Paradigma berpikir secara kausalitas ini muncul ketika Thomas Kun menyampaikan ada dua pengertian utama untuk menjelaskan kausalitas dalam sejarah, yaitu:

1. Sebagai totalitas konstelasi pemikiran, keyakinan, nilai, persepsi, dan teknik yang dianut oleh akademisi maupun praktisi disiplin ilmu tertentu yang mewarnai cara pandang realitas mereka.

2. Merupakan upaya manusia untuk memecahkan rahasia ilmu pengetahuan dan mampu membongkar semua asumsi maupun aturan yang ada, dikutip dalam Jurnal Socius (Vol. 9, 2020: 172) yang ditulis oleh Mohamad Zaenal Arifi Anis dkk.

Paradigma ini terlihat dalam penjelasan kausalitas sejarah sesuai dengan perkembangan ilmu, khususnya metodologi sejarah yang diantaranya mencakup konsep, pendekatan dan teori. Berpikir secara kausalitas terbagi menjadi dua jenis, yakni Monokausalitas dan Multikausalitas.

Jenis Kausalitas

1. Monokausalitas

Sulaiman Hasan dan Anik Irawati menyebutkan, monokausalitas bersifat deterministic (ketergantungan), yakni mengembalikan kausalitas suatu peristiwa, keadaan, atau perkembangan kepada satu faktor saja. Faktor itu dipandang sebagai faktor tunggal atau satu-satunya faktor yang menjadi faktor kausal.

Hal tersebut senada dengan Mohamad Zaenal, dkk yang menyebutkan bahwa monokausalitas bersifat monologis yang hanya melihat muasal fenomena sejarah hanya satu sisi. Sejarah secara esensial hanya berkutat pada politik yang kemudian dituliskan secara naratif.

Beberapa contoh peristiwa sejarah yang menggunakan konsep berpikir monokausalitas, yaitu:

  • Perang Dunia I terjadi ketika terjadi pembunuhan terhadap putra mahkota pada tahun 1914 di Sarayevo.
  • Pandangan Fukuyama tentang kemenangan kapitalis dan liberal akibat tumbangnya negara-negara pada abad ke-20 di Eropa.
  • Penetapan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober oleh pemerintah akibat pemberontakan PKI pada 30 September.
2. Multikausalitas

Kemunculan multikausalitas disebabkan oleh ketidakmampuan monokausalitas dalam menjelaskan peristiwa, keadaan atau perkembangan. Multikausalitas didasarkan pada perspektivisme, yaitu pandangan terhadap permasalahan yang mendekati dari berbagai segi atau aspek dan perspektif.

Perspektivisme di sini berkaitan dengan konsep dan pendekatan sistem. Multikausalitas berkaitan erat dengan fenomena, situasi, permasalahan atas objek yang kompleks.

Sartono Kartodirdjo menjelaskan bahwa hubungan antar tindakan aktor dengan yang lainnya tidak sesederhana seperti yang dibayangkan, karena di dalamnya berhubungan dengan motivasi, sikap, struktur kepribadian, latar belakang sosial dan sebagainya bukanlah sesuatu yang naif.

Secara garis besar dapat dipahami bahwa multikausalitas merupakan cara untuk mengetahui sebuah peristiwa sejarah dengan lengkap dan terperinci. Hal ini dikarenakan, multikausalitas berguna untuk memahami perubahan sosial.

Baca juga artikel terkait SEJARAH atau tulisan lainnya dari Alhidayath Parinduri

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Alhidayath Parinduri
Penulis: Alhidayath Parinduri
Editor: Dipna Videlia Putsanra