tirto.id - Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan memperbaiki komunikasi antarpengelola Gua Pindul karena selama ini terjadi kesalahpahaman manajemen.
"Kami ini sebagai jembatan antarpengelola, maka kemarin diadakan pertemuan di Balai Desa Bejiharjo," kata Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Produk Wisata Disbudpar Gunung Kidul, Hary Sukmono di Gunung Kidul, Selasa, (12/4/2016).
Hary mengakui pertemuan dilakukan atas permintaan dari operator melalui surat yang ditujukan ke dinas.
"Kami ini menjembatani saja, nantinya jika tidak ada solusi, maka akan diserahkan ke tim penyelesaian Gua Pindul," kata Hary.
Tim penyelesaian, menurut Hary terdiri dari berbagai unsur, mulai dari pemerintah kabupaten hingga desa, dan diketuai oleh Asisten I Sekretaris Daerah (Setda) Gunung Kidul, Tommy Harahap.
"Nanti jika tetap tidak ada titik temu maka akan diserahkan ke tim, akan dilakukan tindakan seperti apa. Maka dari itu, kemarin Wakil Bupati Immawan Wahyudi mengatakan kita mengedepankan dialog," papar Hary.
Menurut Hary, pihaknya menginginkan pihak pengelola Gua Pindul bisa menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan.
Sementara itu, Kepala Disbudpar, Saryanto menambahkan terkait dengan permasalahan joki, pihaknya mendorong agar para joki diberdayakan sebagai pemandu di sembilan destinasi yang ada di kawasan wisata Bejiharjo. Sebab, selain Goa Pindul, masih ada objek wisata lain, seperti gua dan Situs Sokoliman.
"Dahulu untuk memperkenalkan Gua pindul karena letaknya cukup terpencil memang diperlukan pemandu. Namun saat ini sudah banyak petunjuk arah, GPS, dan media sosial kan sudah mudah. Maka lebih baik diberdayakan," ucap Saryanto.
Untuk membuat manajemen menjadi lebih jelas, Saryanto mendorong pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) guna mengelola kawasan wisata Bejiharjo. Ia memantau, selama ini pihak desa sudah dilibatkan dalam usaha penarikan retribusi Gua Pindul dan mendapatkan bagian sebesar 30 persen dari hasil. Tahun lalu, Saryanto menyebut, Gua Pindul menyumbang total retribusi sebesar Rp1,5 miliar.
"Kami mendorong (BUMDes) secepatnya, tahun ini kemungkinan karena sudah dianggarkan," kata Saryanto.
Oleh karena itu, Saryanto menginginkan permasalahan komunikasi antar operator ini segera bisa diselesaikan dengan baik, karena objek wisata Goa Pinul merupakan salah satu destinasi wisata andalan Gunung Kidul.
"Semoga tidak berlarut-larut," ujar Saryanto.
(ANT)