tirto.id -
"Persebaran percakapan soal golput terkonsentrasi di Jawa. Itu kesimpulan besarnya," kata Arya saat memaparkan hasil analisis Laboratorium Big Data Reseach Centre for Politics and Government ( PolGov) DPP Fisipol UGM, di Yogyakarta, Senin (25/2/2019).
Ia menjelaskan di Jawa, daerah yang terkonsentrasi antara lain adalah Jawa Barat (21.60%), DKI Jakarta (14.94%) Jawa Timur (14,64%), Jawa Tengah (9,62%), dan Yogyakarta (9,47%).
Arya menambahkan yang membuat golput ramai diperbincangkan di sejumlah daerah itu karena dipicu oleh orang-orang yang mempunyai pengaruh, misalnya mereka yang memiliki pengikut banyak di media sosial.
Arya juga mengatakan perbincangkan tersebut mulai masif ketika bertemu dengan momentum yang pas.
"Satu momentum politik yang misalnya memicu percakapan soal golput berdasarkan analisis kami adalah debat pilpres. Bisa jadi ada yang merasa tidak cocok dengan kedua pasangan atau kecewa sehingga memicu percakapan," kata Arya.
Menurut Arya total percakapan tentang golput sebanyak 2.840 dan ditemukan bahwa terdapat 9.5 persen percakapan ditujukan untuk mengkampanyekan golput. Atau, satu dari 10 percakapan tentang golput adalah percakapan untuk mengkampanyekan golput.
Arya menyebut titik daerah yang teridentifikasi dengan sengaja mengajak dan mengkampanyekan goput tertinggi adalah Jakarta (20), Jawa Barat (17), dan Jawa Tengah (12).
Di sisi lain, kata dia terdapat akun yang dibuat khusus untuk berkampanye golput atau mengajak untuk tidak berpartisipasi di dalam pemilu.
"Berdasarkan temuan ini, kami berharap berbagai pihak terutama penyelenggara
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari