tirto.id - Peneliti Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial, Solahudin, menduga pentolan ISIS asal Indonesia, Bahrumsyah belum tewas sebagaimana dikabarkan pada Maret lalu.
"Ada info dari Suriah kalau dia masih hidup," kata Solahudin, di Jakarta, Kamis (6/4/2017).
Solahudin meyakini, pelaku bom bunuh diri itu Abu Muhammad Al Uzbekistany, bukan Abu Muhammad Al Indonesi alias Bahrumsyah. "Hanya namanya saja yang sama, Abu Muhammad. Padahal orang yang meninggal itu orang Uzbekistan, bukan Bahrumsyah," jelas Solahudin seperti dikabarkan Antara.
Kabar tewasnya Bahrumsyah merebak pada pertengahan Maret 2017. Media Straits Times Singapura melaporkan bahwa pemimpin militan ISIS asal Indonesia terbunuh dalam bom bunuh diri gagal yang ditujukan kepada tentara Suriah.
Sebaliknya ISIS mengklaim Bahrumsyah tewas sebagai mujahid karena berhasil melakukan serangan bom mobil ke kubu musuh.
Namun Direktur Community Of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya mengatakan militan ISIS yang tewas bukan Bahrumsyah. "Abu Muhammad ya Abu Muhammad, usianya lebih senior dari Bachrum. Dia kepercayaan Bachrumsyah,"
"Intinya, itu bukan Bachrumsyah seperti yang diisukan," kata dia.
Bahrumsyah mulai terkenal dan dicari-cari polisi sejak akhir 2014 lalu. Kala itu dia muncul pada sebuah video propaganda yang disebarkan ISIS. Dengan berpakaian gamis dan surban hitam, didampingi tiga WNI bersenjata laras panjang, ia mengajak masyarakat Indonesia berjuang bersama ISIS.
Sebelum video itu muncul, Bahrumsyah memang sudah populer di kalangan simpatisan ISIS. Ketika Abu Bakar Al-Baghdadi mendeklarasikan Daulah Islamiyah dan mendapuk dirinya sebagai Khilafah pada 29 Juni 2014, ia langsung kepincut dan aktif mengajak orang beramai-ramai berbaiat kepada Al-Baghdadi.
Ia ikut menggagas aksi dukungan pada ISIS di Bundaran HI pada 2014. Bersama FAKSI (Forum Aktivis Syariat Islam) ia mengadakan kajian bertajuk Multaqod Da’wiy yang berisikan propaganda dukungan terhadap ISIS di masjid Fathullah, UIN, Ciputat, sejak awal 2014.