tirto.id - Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya menyatakan posisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno masih sangat tidak aman di Pilpres 2019 jika belum menguasai lumbung suara di Jawa Timur dan Jawa Barat.
Kemenangan di dua daerah tersebut, menurut Yunarto, menjadi penting bagi paslon 02 maupun 01 karena jumlah penduduknya terbanyak di Indonesia.
Sementara hasil survei terbaru Charta Politika menyimpulkan pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul dengan elektabilitas 47,4 persen di Jawa Barat dan 56,9 persen di Jawa Timur.
"Buat Prabowo, mau dia menang-menangin abis-abisan Sumatera pun, tapi dia biarkan angka ini bertahan sampai akhir di Jawa Barat, Jawa Timur, the game is over," kata Yunarto di Jakarta pada Senin (25/3/2019).
Pada Pilpres 2014 lalu, pasangan Jokowi-Jusuf Kalla hanya memperoleh suara 40,22 persen di Jawa Barat. Sedangkan Prabowo-Hatta Rajasa saat itu meraup 59,78 persen suara.
Yunarto menduga Jokowi kini unggul di kawasan itu karena petahana tersebut memborbardir Jawa Barat dengan program pembangunannya.
Selama era Jokowi-Jusuf Kalla, pemerintah tercatat membangun berbagai infrastruktur penting di Jawa Barat. Misalnya, pembangunan Bandara Kertajati, Tol Cisumdawu, Tol Japek II Elevated, hingga Waduk Jatigede untuk mencegah banji dan sebagainya.
"Kalau kita lihat dari kunjungan presiden dan pembangunan di Jawa Barat, menurut saya salah satu yang luar biasa. Terlepas disadari atau tidak sebagai salah satu pertarungan elektoral, efeknya ada," ujar Yunarto.
Oleh karena itu, Yunarto menduga Jawa Barat dan Jawa Timur akan menjadi daerah konsentrasi kedua paslon selama masa kampanye rapat umum atau kampanye terbuka.
Dalam agenda Prabowo maupun Jokowi, keduanya tercatat akan berkunjung ke Jawa Barat di akhir masa kampanye rapat umum.
"Menurut saya, kalau mereka menggunakan pendekatan pertarungan, keduanya akan habis-habisan di hari-hari terakhir, di minggu-minggu terakhir di Jawa Barat dan Jawa Timur," ujar Yunarto.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Addi M Idhom