Menuju konten utama

Pendapat Ketum PBNU soal Kemungkinan Haji 2020 Disetop Sebab Corona

PBNU tidak mempersoalkan jika ibadah haji 2020 terpaksa dihentikan sementara karena wabah virus corona. 

Pendapat Ketum PBNU soal Kemungkinan Haji 2020 Disetop Sebab Corona
Umat muslim memadati area sekitar Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Kamis (27/2/2020). ANTARA FOTO/Arief Chandra/pras.

tirto.id - Ketua Umum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) KH Said Aqil Siradj tidak mempersoalkan jika pelaksanaan ibadah haji 2020 dihentikan sementara karena wabah virus corona (Covid-19).

"Itu namanya ada uzur syar'i. [Adanya wabah corona] Itu kehendak Allah, bukan kita. Tidak apa-apa [jika tahun ini tidak ada pelaksanaan haji karena corona]. Sudah ada niat baik, itu sudah dapat pahala," kata Said usai shalat Jumat di Masjid Mapolda Jatim di Surabaya, Jumat (6/3/2020) seperti dilansir Antara.

Said menambahkan, kebijakan penghentian sementara kedatangan jemaah umrah dari berbagai negara, termasuk Indonesia, adalah upaya pemerintah Arab Saudi menyelamatkan umat dari penularan virus corona.

"Pemerintah Arab Saudi ingin menyelamatkan umat Islam yang akan pergi ke sana, karena di sana belum betul-betul steril dari corona," kata dia.

Said menambahkan, dalam sejarah Islam, juga pernah terjadi peristiwa serupa yang mengganggu pelaksanaan ibadah umrah di Mekah.

"Zaman Sayyidina Umar pernah ada [wabah] seperti ini, korbannya sahabat besar, Amir Ubaid bin Jarrah [Abu Ubaidah Amir bin Abdullah bin al-Jarrah], bukan [mengganggu haji], tapi umrah," ujar Said.

Meskipun demikian, Said berharap situasi dunia yang terguncang karena wabah virus corona segera pulih lagi serta kembali normal, sehingga tidak sampai mengganggu pelaksanaan ibadah haji pada tahun ini.

"Mudah-mudahan cepat selesai, [Arab Saudi] steril, dan dibuka lagi umrah," tambah Said.

Sampai sekarang, proses persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2020 masih berlangsung. Hingga kini, pemerintah Arab Saudi juga belum mengisyaratkan adanya kemungkinan penghentian kedatangan jemaah haji pada tahun ini karena wabah corona.

Demikian pula persiapan yang dilakukan Kementerian Agama RI terkait musim haji 2020. Kabar terbaru, Tim Akomodasi dan Konsumsi untuk penyelenggaran ibadah haji 2020 sudah bekerja menyiapkan layanan untuk jemaah di Saudi.

"Alhamdulillah, kami terus bekerja untuk untuk memastikan jemaah haji mendapat layanan terbaik pada musim haji tahun ini,” terang Pembantu Staf Teknis Haji I KJRI Jeddah Amin Handoyo, Jumat (6/3/2020), dikutip dari laman Kemenag.

Menurut Amin, Tim Akomodasi telah membuka pendaftaran penyedia layanan. Ada 289 hotel yang diajukan calon penyedia dengan kapasitas mencapai 389.530 jemaah.

Para pendaftar ini kemudian bakal diperiksa dokumennya. Mereka yang lolos verifikasi dokumen akan menjalani proses kasyfiyah atau pemeriksaan kelayakan.

“Proses Kasyfiyah sudah dilakukan dan kini sudah memasuki tahapan pengaturan konfigurasi kapasitas dan negosiasi harga," kata Amin.

Namun, hingga kini, pemerintah Saudi masih memberlakukan peraturan ketat untuk mencegah penularan virus corona.

Saudi belum mencabut ketentuan penghentian sementara masuknya jemaah umrah dari semua negara. Saudi pun tetap melarang wisatawan dari negara-negara yang telah memiliki kasus Covid-19 masuk ke wilayahnya.

Berdasar informasi dari KBRI Riyadh, pada 4 Maret 2020, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi juga menerbitkan surat edaran tentang penangguhan sementara perjalanan umrah ke Mekkah dan kunjungan ke Masjid Nabawi di Madinah bagi semua warga Arab Saudi dan ekspatriat yang tinggal di negara itu.

"Upaya ini ditempuh sebagai langkah pengamanan yang secara konsisten dilakukan Pemerintah Arab Saudi guna membatasi penyebaran virus Corona dan mencegah merebaknya wabah virus ini di Mekkah dan Madinah," demikian keterangan KBRI Riyadh.

Oleh karena itu, KBRI Riyadh mengimbau kepada seluruh WNI di Arab Saudi agar tidak melakukan perjalanan ke kota Mekkah dan Madinah, untuk sementara waktu.

Baca juga artikel terkait WABAH VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH