tirto.id - Pencegahan stunting pada anak penting untuk dilakukan sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan. Stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak-anak karena berbagai faktor, salah satunya gizi.
Anak dengan kondisi stunting memiliki tumbuh kembang yang kurang optimal sehingga menjadikan kondisi fisiknya lebih kecil dibanding anak-anak lain. Kasus stunting pada anak-anak di Indonesia tergolong tinggi.
Berdasarkan data dari Studi Kasus Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting di Indonesia berada di 24,4 persen. Jumlah tersebut sebenarnya lebih rendah 3,3 persen dari tahun 2019.
Kendati demikian, angka ini masih lebih tinggi dari negara-negara ASEAN lain, yaitu Vietnam (23 persen), Malaysia (17 persen), Thailand (16 persen), dan Singapura (4 persen).
Faktor Penyebab Stunting
Stunting bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut World Health Organization (WHO), faktor utama penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi. Kekurangan gizi penyebab stunting bisa terjadi sejak bayi masih dalam kandungan.
Anak-anak membutuhkan nutrisi yang cukup selama 1000 hari pertama kelahiran yang berasal dari ASI, makanan bergizi, vitamin dan mineral, serta protein hewani.
Sebaliknya, anak-anak yang tidak mendapatkan nutrisi cukup dapat mengalami stunting sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan tubuh dan otak.
Selain bisa terjadi selama masa anak-anak, malnutrisi penyebab stunting juga bisa terjadi sejak anak masih di dalam kandungan. Anak yang lahir dari ibu kurang nutrisi atau kesulitan akses terhadap makanan bergizi juga rentan mengalami stunting.
"Ibu yang masa remajanya kurang nutrisi, bahkan di masa kehamilan, dan laktasi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak anak," catat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam rilisnya.
Selain itu, menurut Kemenkes faktor lain yang juga memengaruhi kondisi stunting termasuk:
- anak terserang infeksi atau penyakit tertentu yang mengakibatkan tubuhnya kesulitan menyerap nutrisi;
- ibu mengalami infeksi atau penyakit tertentu sehingga menghambat nutrisi diserap tubuh dan janin;
- kehamilan remaja;
- gangguan mental pada ibu;
- jarak kelahiran anak yang pendek;
- penyakit hipertensi pada ibu;
- rendahnya akses terhadap layanan kesehatan;
- tidak adanya akses sanitasi yang baik dan air bersih;
- tidak adanya akses makanan bergizi.
Pencegahan Stunting Pada Anak Agar Tumbuh Kembang Optimal
Kabar baiknya, stunting pada anak dapat dicegah dengan beberapa cara. Berikut beberapa upaya pencegahan stunting agar tumbuh kembang anak optimal seperti yang dikutip dari laman Dinas Kesehatan Provinsi Bali:
1. Pastikan kebutuhan gizi terpenuhi sejak hamil
Langkah paling ampuh untuk mencegah stunting pada anak adalah dengan selalu memenuhi gizi anak bahkan sejak masa kehamilan.
Ibu hamil membutuhkan banyak nutrisi untuk perkembangan janinnya. Nutrisi bagi ibu hamil bisa diperoleh dari makanan bergizi, mulai dari sayur, buah, susu, protein, hingga suplemen tambahan seperti asam folat.
Ibu hamil juga sangat direkomendasikan untuk rutin berkonsultasi ke dokter atau bidan selama masa kehamilan agar memperoleh rekomendasi asupan makanan yang sehat dan bergizi.
2. ASI eksklusif sampai usia 6 bulan
Bayi sangat disarankan memperoleh ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. ASI memiliki banyak nutrisi yang dibutuhkan bayi sehingga dapat mencegah bayi kekurangan gizi.
Selain nutrisi yang terkandung dalam ASI begitu besar, ASI juga bermanfaat dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Manfaat ini mampu mencegah bayi terinfeksi penyakit berbahaya yang mengganggu tumbuh kembangnya.
3. Berikan MPASI sehat sejak usia 6 bulan ke atas
Bayi yang sudah berusia di 6 bulan ke atas perlu mengonsumsi makanan pendamping ASI atau MPASI. MPASI yang diberikan untuk bayi menunjang kebutuhan nutrisinya selain ASI.
Oleh karena itu, sebisa mungkin orang tua memberikan MPASI yang padat nutrisi seperti protein, karbohidrat, sayur, dan buah.
Jika anak memiliki kondisi tertentu, seperti menderita autoimun atau alergi makanan, orang tua sangat disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter atau ahli gizi untuk memperoleh rekomendasi asupan makanan yang baik.
4. Rutin pantau tumbuh kembang anak
Tumbuh kembang anak perlu dipantau secara berkala, mulai dari tinggi badan, lingkar kepala, hingga berat badan.
Oleh karena itu, orang tua dapat membawa anak ke Posyandu atau klinik khusus anak secara rutin untuk memantau perkembangan anak.
5. Jaga kebersihan lingkungan
Lingkungan kotor bukan tempat yang baik untuk pertumbuhan anak. Hal ini karena berbagai virus dan bakteri dapat berkembang biak dengan mudah di lingkungan yang kotor.
Padahal, penyakit-penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kotor, seperti diare dan muntaber dapat menghambat penyerapan nutrisi di tubuh anak. Akibatnya, anak-anak lebih rentan mengalami stunting.
Editor: Yantina Debora