Menuju konten utama

Pemutusan Kerja Sama Militer dengan Australia Tak Menyeluruh

Pemerintah Indonesia menyatakan pemutusan kerja sama pertahanan RI-Australia bukan penghentian secara menyeluruh namun hanya program kerja sama pelatihan bahasa. 

Pemutusan Kerja Sama Militer dengan Australia Tak Menyeluruh
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kedua kiri), KSAD Jenderal TNI Mulyono (kedua kanan), Danjen Kopassus Mayjen TNI Madsuni (kanan) serta Mensesneg Pratikno (kiri) berfoto bersama perwira Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Mako Cijantung, Jakarta, Kamis (10/11). Presiden menegaskan sebagai Panglima Tertinggi dengan melalui Panglima TNI, dirinya bisa menggerakkan Kopassus untuk keadaan darurat, serta memerintahkan kepada perwira dan prajurit Kopassus untuk menjaga keamanan NKRI serta perekat kemajemukan dan menjaga persatuan Indonesia. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma.

tirto.id - Pemerintah Indonesia menyatakan pemutusan kerja sama pertahanan RI-Australia bukan penghentian secara menyeluruh namun hanya program kerja sama pelatihan bahasa. Pemutusan hubungan pertahanan ini terkait dengan dugaan penghinaan Pancasila oleh militer Australia.

Menko Polhukam Wiranto dalam konferensi pers bersama Menlu Retno Marsudi dan Menhan Ryamizard Ryacudu di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (5/1/2017) menjernihkan pemberitaan media akhir-akhir ini yang menyebutkan penghentian kerjasama militer itu dilakukan secara menyeluruh.

"Baru-baru ini muncul berita penghentian sementara kerja sama RI-Australia, yang perlu saya klarifikasi, tidak seperti diberitakan bahwa seluruh kerja sama pertahanan dihentikan," katanya.

Wiranto membenarkan bahwa TNI memang menghentikan sementara kegiatan tentang program kerja sama pelatihan bahasa di satuan khusus Australia. Penghentian itu karena terjadi kasus yang menyinggung kehormatan bangsa pada bulan November 2016.

Hubungan militer Indonesia-Australia, kata Wiranto, akan dilanjutkan kembali setelah pihak Australia telah melakukan langkah-langkah penyelesaian dari kasus yang terjadi. Wiranto menambahkan saat ini langkah-langkah penyelesaian kasus ini sudah dilakukan oleh militer Indonesia dan Australia.

"Komandan pelatihan bahasa sudah diskors, yang bersangkutan akan diberi sanksi, Menhan Australia sudah ambil langkah dan berharap ada pertemuan kedua belah pihak," terang Wiranto.

Ia menyebutkan Australia berkomitmen menjaga hubungan baik dan menjaga persahabatan dan kepercayaan kedua belah pihak. Menurut dia, masalah itu tidak akan mengganggu hubungan bilateral kedua negara yang telah berjalan baik selama ini.

"Presiden Joko Widodo tadi pagi sudah menekankan hubungan kedua negara tetap utuh dan terjaga dan berlanjut," kata Wiranto.

Di tempat terpisah, Presiden Joko Widodo, usai menghadiri Rakernas Pembangunan Pertanian 2017, Kamis (5/1/2017) menyampaikan bahwa hubungan Indonesia dengan Australia tidak ada masalah.

"Saat ini, masalah itu saya sudah perintahkan untuk ditangani oleh Menhan (Ryamizard Ryacudu) dan Panglima TNI (Jenderal TNI Gatot Nurmantyo). Saya kira hubungan kita dengan Australia ya masih dalam kondisi yang baik-baik saja," kata Jokowi.

Menurut Presiden Jokowi, pihak militer kedua negara perlu meluruskan insiden yang terjadi sehingga hubungan kedua negara tetap baik. Ia mengaku telah menerima laporan dari Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo terkait penghentian kerja sama militer kedua negara.

"Kita kan sudah sepakat, Indonesia-Australia sepakat untuk saling menghormati, saling menghargai dan tidak campur tangan urusan dalam negeri masing-masing," tegas Jokowi.

Baca juga artikel terkait KERJA SAMA MILITER atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Hukum
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH