Menuju konten utama

Pemprov DIY akan Revitalisasi Alun-Alun Selatan, Ini Alasannya

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berencana menata ulang Alun-Alun Selatan dan Pantai Parangkusumo.

Pemprov DIY akan Revitalisasi Alun-Alun Selatan, Ini Alasannya
GKR Bendara saat dikonfirmasi terkait "pembersihan" Sumbu Filosofi, di Pantai Parangtritis, DIY, pada Kamis (24/1/2025). Pantai Parangkusumo dan Alun-Alun Selatan akan ditata tahun ini. tirto.id/Fatimah Purwoko

tirto.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berencana menata ulang Alun-Alun Selatan dan Pantai Parangkusumo. Rencana ini merupakan bagian dari langkah Pemprov merevitalisasi sejumlah tempat yang menjadi bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY, GKR Bendara, mengamini rencana pemprov tersebut. Bendara mengatakan revitalisasi di Pantai Parangkusumo akan dilakukan pada tahun ini.

"Ini sedang ada revitalisasi, kalau tidak salah [penataan Parangkusumo] tahun ini oleh Kabupaten Bantul," kata GKR Bendara di Pantai Parangtritis, Kamis (23/1/2025).

Bendara turut mengatakan selain revitalisasi Parangkusumo, juga akan menyasar kawasan Gumuk Pasir. Sebab, lahan yang dulunya memiliki luas 77 hektare, kini hanya tersisa tidak sampai 10 persen.

"Itu terancam punah dalam waktu tiga tahun. Itu menjadi concern yang cukup krusial untuk kami. Sejak dua tahun lalu, Kabupaten Bantul sudah menggodok bagaimana untuk revitalisasi area Parangkusumo dan Gumuk Pasir," ucap Bendara.

Bendara enggan menjawab soal teknis revitalisasi, sebab bukan kapasitasnya untuk menjelaskan. Dia mengatakan Badan Promosi Pariwisata DIY hanya menerima final draf atau kebijakan.

"Maka mereka [pihak lain] akan merevitalisasi dan kami hanya akan melihat buktinya. Baru kami akan bantu untuk promosi. Tapi untuk seperti apa, saya belum tahu finalnya," ucap Bendara.

Ihwal Alun-Alun Selatan, putri bungsu dari Raja Keraton Yogyakarta Hamengku Buwono X ini mengatakan bahwa perlu perlu menata ulang di lokasi itu.

"Alun-Alun Selatan juga adalah lapangan kita [milik Keraton Yogyakarta] yang berada di belakang rumah. Tentu perlu ditingkatkan kesadaran bahwa yang berjualan di situ, makan di situ, perlu untuk bersih-bersihnya," tukas Bendara.

Bendara mengatakan banyak sampah di Alun-Alun Selatan, seperti tusuk sate hingga punting rokok yang berpotensi membahayakan pengunjung.

"Itu mungkin [Alun-Alun Selatan] kalau digali, seperti saat kami menggali Alun-Alun Utara, pasti tumpukan sampahnya tebal. Karena waktu kami mengganti pasir di Alun-Alun Utara waktu itu, sampahnya luar biasa tebalnya. Sampai kedalaman 2 meter kami masih menemukan terpal," kata Bendara.

Revitalisasi Sumbu Filosofi, kata Bendara, kini tengah mempertimbangkan keberadaan gerbang pada sisi utara Keraton Yogyakarta. Lokasi tersebut tepatnya pada bangunan semacam gerbang di dekat Titik Nol Kilometer Yogyakarta.

Terpisah, Kasatpol PP Bantul, Raden Jati Bayubroto, mengatakan grand desain penataan Sumbu Filosofi di ranah Bappeda Bantul.

"Masalah penataan dan penertiban, termasuk dengan Parangkusumo kami menunggu penataan secara keseluruhan. Nanti tentu akan dimotori oleh Bappeda. Pol PP siap melaksanakan ketika nanti sudah dimulai," kata Raden.

Raden menilai penataan Parangkusumo tidak bisa diselesaikan dengan penertiban rutin. Sebab, sudah terlalu banyak bangunan di Parangkusumo.

Ia juga tidak memungkiri adanya kegiatan prostitusi di Pantai Parangkusumo. Aktivitas terlarang tersebut, telah berlangsung lama.

"Kami sinyalir ada di sana [prostitusi]. Sudah berlangsung lama bertahun-tahun," tukas Raden.

Baca juga artikel terkait PEMPROV DIY atau tulisan lainnya dari Siti Fatimah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Siti Fatimah
Penulis: Siti Fatimah
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama