tirto.id - Pemerintah mulai mewaspadai dampak kemarau panjang yang diperkirakan berlangsung beberapa bulan ke depan terhadap inflasi komoditas pangan. Sebab, kata Kepala Badan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, hal itu dapat berpengaruh signifikan terhadap volatile price yang jadi komponen komponen terbesar inflasi di Indonesia.
"Jadi kita harus benar-benar antisipasi kekeringan yang mungkin agak di luar dari kebiasaan," ujarnya usai rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2019).
Diwawancarai terpisah, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebut sejumlah komoditas yang berpotensi jadi penyumbang inflasi saat kemarau panjang berlangsung. Beberapa di antaranya adalah cabai merah, cabai rawit, dan beras.
Untuk itu, pemerintah perlu menjaga pasokan produksi tetap aman dan memastikan distribusi pasokan tak terganggu.
"Kita akan menata ekosistem lebih bagus, tidak hanya konsentrasi di produksi misalnya tapi lebih kepada bagaimana jalur distribusi yang lebih efisien, penyiapan gudang untuk beberapa komoditas yang mudah busuk," ucapnya
Sementara itu, usai rapat tersebut, Dirut Bulog Budi Waseso (Buwas) memastikan bahwa pasokan beras cadangan pemerintah masih mencukupi untuk menghadapi musim kemarau, bahkan hingga akhir tahun.
"Kan sampai Desember sudah aman. Prediksinya ke depan kan masih punya. Kalau Desember masih 1,5 juta ton, ya berarti masih aman. Jangan khawatir lah," ungkap Buwas di Kemenko Perekonomian.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto