Menuju konten utama

Pemerintah Tarik Utang Baru Sebesar Rp107,6 T di Awal Tahun 2024

Penarikan utang ini baru 16,6 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang rencananya sebesar Rp648,1 triliun.

Pemerintah Tarik Utang Baru Sebesar Rp107,6 T di Awal Tahun 2024
Petugas menata tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (28/11/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/ama.

tirto.id - Pemerintah telah menarik utang baru sebesar Rp107,6 triliun pada Januari 2024. Menurut Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, penarikan utang tersebut baru 16,6 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang rencananya sebesar Rp648,1 triliun.

“Pembiayaan anggaran on track, realisasinya Rp107,6 triliun di Januari 2024. Kalau targetnya untuk target APBN setahun [menarik utang] Rp648,1 triliun," ucap Suahasil dalam Konferensi Pers APBN KiTA secara virtual, Kamis (22/2/2024).

Setelah merealisasikan penarikan utang, Suahasil menjelaskan bahwa pemerintah berencana lakukan pemantauan dinamika pasar keuangan supaya saat menerbitkan instrumen utang seperti Surat Berharga Negara (SBN) dapat efisien.

“Kita betul-betul mengantisipasi dan memitigasi seluruh risiko dari kondisi di tingkat global. Kita terus melakukan sinergi dan koordinasi dengan Bank Indonesia,” ujarnya.

Koordinasi tersebut seperti menimbang waktu pengadaan utang baru, besaran, bentuk intrumen, dan lain sebagainya dengan Bank Indonesia sehingga bisa menempatkan penerbitan utang yang terukur.

"Kalau kita katakan fleksibel, itu artinya pengadaan utang itu selalu kita pikirkan timing-nya kapan, besarannya, sizing, bentuk instrumennya, dan currency mix, kapan terbitkan mata uang rupiah dan mata uang asing," ucap Suahasil.

Sebelumnya, Bank Indonesia melaporkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal IV-2023 meningkat menjadi 407,1 miliar dolar AS atau tumbuh 2,7 persen secara year on year (yoy). Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan posisi kuartal sebelumnya yang tumbuh 0,02 persen yoy.

"Posisi ULN Indonesia pada akhir kuartal IV-2023 tercatat sebesar 407,1 miliar dolar AS, atau tumbuh 2,7 persen [yoy]”, kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, Jakarta, Kamis (15/2/2024).

Erwin menuturkan, peningkatan tersebut terutama bersumber dari transaksi ULN sektor publik. Selain itu, peningkatan posisi ULN juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global termasuk rupiah.

Baca juga artikel terkait UTANG PEMERINTAH atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi