tirto.id - Wakil Menteri Keuangan I, Suahasil Nazara, mengungkapkan realisasi pembiayaan utang atau penarikan utang baru per 31 Desember 2024 tercatat Rp347,6 triliun per 31 Agustus 2024. Realisasi tersebut mencapai 53,6 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 yang sebesar Rp648,1 triliun.
“Pembiayaan anggaran terdiri atas dua, yang utama adalah pembiayaan utang. Realisasi sampai dengan 31 Agustus adalah Rp347,6 triliun, ini 53,6 persen dari target APBN, yang terdiri atas SBN (Surat Berharga Negara) Neto Rp310,4 triliun dan Rp310,4 ini adalah 46,6 persen dari target APBN. Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, SBN Neto per 31 Agustus adalah Rp183 triliun,” ujar Suahasil dalam Konferensi Pers APBN Kita Agustus 2024, di Kantornya, Jakarta Pusat, Senin (23/9/2024).
Meski menarik utang cukup besar, negara juga mendapat aliran modal masuk (capital inflow) dari pasar SBN mencapai Rp11,13 triliun sampai 19 September 2024. Sedangkan di pasar saham, aliran modal asing masuk sebesar Rp27,87 triliun hingga periode yang sama. Aliran modal masuk ini diketahui merupakan akibat dari penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) pekan lalu.
“Ini adalah perkembangan yang baik dan perlu kita pertahankan sambil tetap melihat arah dari pergerakan pasar keuangan dunia, terutama Fed Fund Rate maupun kondisi Eropa maupun Tiongkok ke depannya,” imbuh Suahasil.
Sementara itu, realisasi utang yang berasal dari pinjaman tercatat sebesar Rp37,2 triliun secara neto, lebih tinggi dibandingkan realisasi pinjaman pada periode yang sama di tahun sebelumnya Rp15,7 triliun. Di sisi lain, pembiayaan non utang sampai 31 Agustus 2024 mencapai Rp55,7 triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang senilai Rp37,6 triliun.
“Sehingga total pembiayaan anggaran adalah Rp291,9 triliun. Kita terus mengukur supaya pembiayaan 2024 dilakukan secara prudent dan mempertimbangkan outlook defisit APBN serta kondisi likuiditas pemerintah. Dan ketika nanti kita memasuki kuartal empat, tentu kita terus mencermati dinamika pasar serta menyiapkan kewaspadaan untuk pelaksanaan APBN 2025 terutama di kuartal I 2025,” tegasnya.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Irfan Teguh Pribadi