tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan realisasi pembiayaan utang pemerintah mencapai Rp203,6 triliun hingga Oktober 2023. Dia menuturkan nilai tersebut jauh lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam APBN 2023.
“Sebetulnya pembiayaan utang harusnya mencapai Rp696,3 triliun ini ada di kolom tengah di APBN 2023. Sampai dengan akhir Oktober kita hanya merealisir pembiayaan utang yang sebesar Rp203,6 triliun,” kata dia dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Jumat (24/11/2023).
Kemudian, dia menuturkan jika dibandingkan dengan tahun lalu realisasi pembiayaan utang pemerintah turun signifikan, tercatat pada periode Januari-Oktober 2023, pemerintah melakukan pembiayaan utang Rp507,3 triliun. Sebab itu, Sri Mulyani menilai pembiayaan utang saat ini sangat besar 59,9 persen.
“Pembiayaan utang itu negatif gross-nya sangat dalam 59,9% turun cukup drastis. Artinya kita hanya merealisir kurang dari 30% dari yang ada di dalam undang-undang APBN,” kata Sri Mulyani.
Sementara itu, dia menuturkan rincian utang ini berasal dari penerbitan surat berharga negara (SBN) mencapai Rp185,4 triliun dari total SBN neto. Realisasi ini turun drastis dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp500,3 triliun.
“Surat berharga negara yang seharusnya diterbitkan di dalam Undang-Undang APBN itu mencapai Rp712,9 triliun, kita hanya menerbitkan Rp185,4 triliun SBN netonya, ini artinya turun drastis,” kata dia.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin