tirto.id - Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas menilai, antisipasi mudik-balik selama Lebaran 2019 saat ini terlampau terkonsentrasi di Jawa saja.
Menurutnya, peristiwa mudik-balik mengikuti hari raya Idulfitri ini juga terjadi di daerah luar Jawa, sehingga penanganannya juga harus diberikan perhatian yang sama besarnya seperti di pulau Jawa sendiri.
“Mindset-nya pemerintah perlu diubah bahwa yang mudik tidak hanya di Jawa saja, tapi juga di luar Jawa, sehingga mereka perlu memperoleh perhatian besar pula,” ucap Darmaningtyas saat dihubungi reporter Tirto pada Selasa (28/5/2019).
Darmaningtyas mengatakan, infrastruktur di Jawa sudah tergolong baik dan relatif lebih maju daripada belahan Indonesia lainnya. Hal ini, ujarnya, menunjukkan bahwa pemerintah dapat menyerahkan sebagian antisipasi mudik kepada masyarakat.
Dibanding Jawa, kata Darmaningtyas, wilayah seperti Sumatera dan Nusa Tenggara Barat (NTB) justru lebih memerlukan perhatian.
Pasalnya, saat ini tiket pesawat masih tergolong tinggi sehingga pemudik arah Sumatera seperti Lampung, Sumatera selatan, Jambi, Padang, dan Riau termasuk Lombok kemungkinan besar akan lebih memilih membawa mobil sendiri.
Di sisi lain, lanjutnya, keamanan perjalanan di wilayah Sumatera masih tergolong rawan dan memiliki jalan sempit. Selain tidak sebagus Jawa, ia menyebutkan juga wilayahnya masih rawan kecelakaan terutama yang diakibatkan oleh longsor.
“Antisipasi mengawal perjalanan arus mudik-balik dari-ke Sumatera tidak kalah penting daripada memikirkan di Jawa saja,” ucap Darmaningtyas.
Darmaningtyas juga mengingatkan akses melalui jalur air seperti angkutan laut dan sungai juga masih memiliki keterbatasan terutama di luar wilayah Sumatera dan Jawa.
Ia mencontohkan angkutan laut dari Pelabuhan Kalianget ke Masalembu (Madura) masih memiliki masalah. Terutama aspek keselamatan dan keterbatasan sarana.
“Pemerintah semestinya lebih fokus memperhatikan arus mudik-balik di luar Pulau Jawa,” tegasnya.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno