tirto.id - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Bambang Soesatyo meminta pemerintah agar impor beras dilakukan dengan tetap terukur. Dalam hal ini harus menyesuaikan dengan kebutuhan beras nasional sebagai opsi kedua (second choice) agar ketersediaan beras tetap aman.
“Mengingat data Badan Pangan Nasional mencatat total cadangan beras di Bulog hingga awal Juli 2023 hanya 627 ribu ton, yang mana jumlah tersebut jauh dari batas aman yang diinginkan pemerintah di atas satu juta ton,” tuturnya dalam keterangan diterima, Minggu (9/7/2023).
Pria yang akrab disapa Bamsoet ini juga mendorong pemerintah bersama Badan Pangan Nasional untuk menggencarkan kampanye diversifikasi pangan. Terlebih peningkatan konsumsi beras sebagai bahan pokok selalu meningkat bersamaan dengan jumlah penduduk yang bertambah.
‘’Dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap beras sebagai bahan pokok,” ucapnya.
Terakhir, Bamsoet juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang serta bijak dalam membeli beras. Jangan sampai melakukan pembelian besar-besaran. “Ini agar menghindari terjadinya kelangkaan beras," katanya.
Sebagai informasi, sebanyak 160 ribu ton beras impor akan kembali masuk ke Indonesia pada Juli 2023. Beras tersebut merupakan rencana impor dari total rencana pemerintah sebanyak 2 juta ton sepanjang 2023.
“Dalam perjalanan 160 ribu ton. (Masuk) bulan ini," ujar Kepala Bagian Humas dan Kelembagaan Bulog Tomi Wijaya saat dihubungi Tirto, Jakarta, Minggu (9/7/2023).
Tomi mengatakan, impor tersebut kebanyakan berasal dari negara-negara Asia seperti, Thailand, Vietnam, Pakistan, dan India.
Adapun secara keseluruhan realisasi impor beras sudah masuk ke Indonesia sebanyak 570 ribu ton. Dengan adanya tambahan 160 ribu ton, maka cadangan beras pemerintah ada di Bulog 730 ribu ton.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz