Menuju konten utama

Mentan Soroti Harga Beras Naik meski Stok 2 Juta Ton di Bulog

Mentan menyoroti kenaikan harga beras, meskipun stok yang tersedia di Perum Bulog mencapai 2 juta ton.

Mentan Soroti Harga Beras Naik meski Stok 2 Juta Ton di Bulog
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kanan) menyampaikan paparan pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2024). ANTARA FOTO/Fauzan/YU

tirto.id - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menyoroti kenaikan harga beras, meskipun stok yang tersedia di Perum Bulog mencapai 2 juta ton. Amran mengimbau kepada para pengusaha untuk tidak menjual bahan pangan di atas Harga Eceran Tinggi (HET) sesuai yang sudah ditetapkan pemerintah.

Amran menegaskan tidak ada alasan bagi para pedagang untuk terus menaikkan harga pangan di pasaran.

“Stok gudang ada 2 juta (ton), melimpah stok gudang kita. Kemudian produksi naik 52 persen beras di Januari, Februari, Maret. Tetapi ada pergerakan harga naik sedikit 2-5 persen. Ini anomali,” kata Amran di Kantor Pos Fatmawati, Senin (24/2/2025).

Amran memandang seharusnya harga beras di tingkat petani menurun. bila melihat ketersediaan stok beras yang melimpah di Perum Bulog. Dia meminta kepada para pedagang untuk tidak memainkan harga bahan pangan di pasaran.

“Harusnya kalau produksi melimpah, harga turun, tetapi yang terjadi adalah harga turun di tingkat petani dan juga harga konsumen naik. Nah, ini terjadi anomali, ada middleman. Minta tolong pada pengusaha, jangan mempermainkan harga Saudaraku,” ucap Amran.

Amran berkelakar bahwa apabila dahulu pedagang mengeluhkan kurangnya ketersediaan beras, kini mereka sudah tidak boleh menggunakan alasan yang sama untuk menaikkan harga. Hal ini dikarenakan ketersediaan stok beras di Bulog sudah bertambah.

“Sekarang tidak ada alasan dulu, kalau stok bulog itu 1 juta (ton), maaf para teman-teman pengamat biasanya pengusaha mengatakan stok kurang pasti harga naik. Sekarang tidak ada celah, tidak ada celah. Tidak ada alasan harga naik di bulan suci Ramadhan,” ungkap Amran.

Selain beras, Amran juga menyatakan tidak ada alasan untuk para pedagang menaikkan harga minyak goreng. Menurut dia, Indonesia merupakan produsen terbesar minyak di dunia.

Indonesia memproduksi crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit mencapai 46 juta ton dengan rata-rata ekspor sebesar 26 juta ton selama tahun 2022.

“Kemudian yang kedua, harga minyak goreng Tidak ada alasan juga naik Kenapa? Kita produsen terbesar dunia, kita produksi CPO Rp46 juta Kita ekspor Rp26 juta, kita gunakan dalam negeri Rp20 juta. Jadi, juga tidak ada alasan minyak goreng naik,” tukas Arman.

Baca juga artikel terkait BULAN RAMADHAN atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama