Menuju konten utama

Respons Mentan Amran soal Beras Impor Berkutu di Gudang Bulog

Titik Soeharto mengatakan pihaknya menemukan beras impor berkutu di gudang Perum Bulog saat reses ke Jogja.

Respons Mentan Amran soal Beras Impor Berkutu di Gudang Bulog
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (11/3/2025). tirto.id/Nabila Ramadhanty Putri Darmadi.

tirto.id - Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto mengungkapkan pihaknya menemukan beras impor berkutu di gudang Perum Bulog. Hal ini ditemukannya saat dirinya melakukan kunjungan kerja ke Yogyakarta.

“Pada reses yang lalu pada kunjungan kerja yg lalu, saya memimpin tim ke Yogyakarta, kami meninjau gudang Bulog, di situ kami menemukan masih banyak beras-beras sisa impor sudah banyak kutunya,” kata Titiek dalam rapat kerja bersama Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (11/3/2025).

Titiek meminta Amran untuk menindaklanjuti beras-beras yang tidak layak konsumsi tersebut, sebab sudah dipenuhi oleh kutu. Dia berharap beras-beras itu dapat segera dimanfaatkan untuk keperluan lain.

“Itu mohon tolong segera diapakanlah beras ini, mungkin sudah kalau untuk dikonsumsi manusia sudah tidak layak lagi, mohon segera dimanfaatkan beras impor ini,” pinta Titik kepada Amran.

Dalam kesempatan yang sama, Amran memastikan beras yang sudah dipenuhi kutu itu tidak akan diperuntukkan masyarakat dalam bantuan pangan, atau bahkan beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).

“Nanti ini kami akan bahas biasanya kita keluarin. tapi tidak boleh untuk, kita sudah sepakat tidak boleh untuk masyarakat. tidak boleh untuk SPHP, tidak boleh untuk bantuan,” ucap Amran dalam rapat.

Kemudian, Amran menjelaskan pencabutan beras berkutu akan dilakukan melalui prosedur ketat, yakni adanya verifikasi oleh Badan Pengawasan Keuangan (BPK) dan Pembangunan (BPKP).

“Hancurin ini beras yang penting sesuai prosedur, jadi itu, itu sudah kita harus terima itu. Jadi ini diambil, tapi berita ini kemudian diketahui BPK BPKP, baru kita keluarin, tapi sudah sepakat kemarin di rakortas bahwa ini tidak boleh diberikan kepada masyarakat,” kata Amran.

Amran menyebut terdapat berkisar 100 hingga 300 ribu ton beras impor yang dipenuhi kutu. Jumlah tersebut merupakan dari total cadangan sekitar 2 juta ton yang tersebar di berbagai gudang Bulog di Indonesia, termasuk Yogyakarta.

“Kami telepon Dirut Bulog. Kami telepon tindaklanjuti untuk Yogyakarta, memang Bulog sudah melaporkan juga ada 100 ribu-300 ribu seluruh indonesia dari 2 juta, nah ini sudah masuk dalam list, termasuk yogya,” ucapnya.

Amran mengatakan pihaknya akan mengupayakan agar beras-beras impor berkutu yang sudah tak layan konsumsi itu untuk segera ditindaklanjuti.

“Nah, ini sudah masuk dalam list, termasuk Yogya. tetapi nanti kami tanya lagi, kalau bisa dipercepat yang di Yogyakarta. Minta maaf Bu Ketua,” kata Amran kepada Titiek.

Ditemui setelah rapat, Amran menjelaskan angka tersebut merupakan dari daga sementara. “Itu laporan data sementara, tapi belum pasti, tetapi mana tau ada jumlahnya seratusan atau berapa, mudah-mudahan jumlahnya sedikit. Kita akan berhentikan,” ucap Amran.

Dia pun yakin bahwa jumlah beras berkutu yang tersimpan di Gudang Bulog Yogyakarta hanya sebanyak 10 ton. "Yang pasti itu yang mungkin sekitar 10 ton, itu pasti 10 ton, yang di Yogyakarta,” tutupnya.

Baca juga artikel terkait BERAS IMPOR atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama