tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menilai sistem Indonesia National Single Window (INSW) menjadi salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan Investment Cost of Return (ICOR) Indonesia yang masih melambung tinggi, yakni sebesar 6,8 persen.
Pembahasan mengenai sistem INSW tersebut, katanya, merupakan topik yang diperbincangkan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) bersama kementerian atau lembaga terkait yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
“Iya (INSW) untuk menurunkan ICOR,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Sebagai informasi, INSW merupakan sistem elektronik yang dirancang untuk memfasilitasi proses perdagangan dan logistik internasional di Indonesia. Adapun sistem ini berpotensi mempermudah para pelaku usaha dan pemerintah untuk mengelola dokumen kepabeanan, perizinan, dan dokumen perdagangan lainnya secara terintegrasi hanya melalui satu pintu (single window).
Sedangkan, ICOR sendiri adalah salah satu parameter yang menjadi penentu tingkat efisiensi investasi di suatu negara. Melalui ICOR, negara dapat melakukan estimasi kebutuhan investasi untuk mencapai target pertumbuhan tertentu.
Lebih lanjut, Dia juga menekankan bahwa penguatan peran INSW menjadi fokus pemerintah agar dapat mewujudkan alur investasi yang efisien untuk ke depannya.
“Perbaikan sistemnya, integrasi dari kementerian lembaga, integrasi pelayanan, jadi bisa mengurangi biaya dan waktu, dan memberi kepastian kepada dunia usaha untuk ekspor-impor,” tutur Sri Mulyani.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan nilai ICOR Indonesia masih terbilang tinggi, yakni sedikit di atas 6 persen. Dia pun juga membandingkan pada saat Indonesia masih di era kepemimpinan Soeharto, yang mana pada saat itu ICOR Indonesia menyentuh 4 persen.
“Mengenai ICOR, itu memang kita masih relatif tinggi, sedikit di atas 6. Jadi kalau investasi kita 30 persen dengan ICOR 6, sederhananya kan 30 dibagi 6, berarti pertumbuhan kita 5 persen. Nah dulu waktu zamannya Pak Soeharto sempat kita 8,2 persen karena ICOR kita 4,” ujar Airlangga di sela agenda Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2024 di Jakarta, Rabu (11/12/2024).
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Bayu Septianto