tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan realisasi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sampai akhir tahun 2020 diperkirakan hanya akan mencapai Rp664 triliun. Angka itu setara 95,5 persen dari total pagu anggaran COVID-19 yang mencapai Rp695,2 triliun.
Sementara itu realisasi anggaran COVID-19 per 25 November 2020 baru mencapai Rp431,54 triliun atau 62,1 persen dari pagu. Merujuk target Rp664 triliun, maka pemerintah harus mengebut penyaluran Rp232,46 triiun dalam waktu kurang dari 22 hari kerja.
“Masih akan ada anggaran yang akan terealisasi plus (termasuk) dana cadangan untuk vaksin totalnya mencapai Rp664 triliun. Ini akan mendorong ekonomi pada bulan terakhir 2020 sesudah kita melakukan peningkatan belanja pada Q3 2020 lalu,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (30/11/2020).
Menurut data Kemnkeu, realisasi anggaran PEN kesehatan sudah mencapai Rp40,32 triliun atau setara 41,46 persen dari pagu Rp97,26 triliun. Perlindungan sosial baru terealisasi Rp207,8 triliun atau 88,68 persen dari pagu Rp234,33 triliun.
“Sampai Desember 2020, anggaran perlindungan sosial kemungkinan 100 persen bisa terealisasi karena memang masyarakat yang membutuhkan sesuai diidentifikasikan datanya akan mendapatkan bantuan dari pemerintah tersebut,” ucap Sri Mulyani.
Sektoral/pemda baru terealisasi Rp36,25 triliun atau 54,95 persen dari pagu Rp65,97 triliun. Bantuan bagi UMKM baru terealisasi Rp98,76 triliun atau 86,02 persen dari pagu Rp114,81 triliun.
Insentif usaha yang isinya stimulus perpajakan baru mencapai Rp46,4 triliun atau setara 38,47 persen dari pagu Rp120,61 triliun. Sayangnya realisasi pembiayaan korporasi yang merupakan Penyertaan Modal Negara (PMN) dan pinjaman modal kerja bagi BUMN tetap sangat rendah yaitu Rp2 triliun atau 3,21 persen atau total pagu Rp62,22 triliun.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Restu Diantina Putri