tirto.id - Pemerintah menargetkan pembebasan lahan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek dapat rampung pada akhir Juli 2019.
Menteri Agraria Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Sofyan Djalil menjelaskan saat ini realisasi pembebasan lahan pada tiap area pembangunan LRT Jabodebek belum mencapai 100 persen.
Ia mencontohkan pada depo LRT Jabodebek di Bekasi, pembebasan lahannya baru mencapai 80 persen.
Lalu ada juga pembebasan lahan yang belum rampung seperti di stasiun Cibubur. Namun, ia memastikan bahwa bila di akhir Juli nanti, pembebasan lahan untuk proyek ini sudah dapat dirampungkan sesuai jadwal.
"Pembebasan lahan paling lambat akhir Juli 2019. Mudah-mudahan [bisa] 100 persen. Sekarang tergantung. Di depo udah 80 persen lebih. Di Jakarta Timur beda-beda tapi semua sepakat kalau sesuai time schedule akhir Juli sudah oke semua," ucap Sofyan kepada wartawan saat dtemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Selasa (2/7/2019).
"Kalau total sudah mungkin 70 persen lebih," tambah Sofyan.
Sofyan menjelaskan, saat ini kendala pembebasan lahan masih kerap terjadi. Misalnya dokumen, persoalan warisan, keberatan warga, dan verifikasi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Ia memastikan, kendati ada sejumlah masalah ini, pemerintah akan berupaya merampungkan LRT Jabodebek sesuai jadwal penyelesaian yang ditargetkan beroperasi pada 2021. Termasuk di dalamnya tantangan pembangunan fisik yang juga perlu diselesaikan.
"Biasa lah kita pembebasan lahan untuk kepentingan publik ada dokumen gak cukup masalah warisan. Kata Pak Menko Maritim, Luhut Binsar, ia ingin semua sesuai schedule," ucap Sofyan.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali