tirto.id - Pelatih Timnas U-16 Brunei Darussalam, Mohammad Ikhmarol Izzat enggan berspekulasi siapa yang akan jadi pemenang dalam duel pamungkas Grup G Kualifikasi Piala AFC antara Indonesia vs Cina, Minggu (22/9/2019) mendatang. Kendati demikian, Ikhmarol meyakini Indonesia punya peluang terbuka karena memiliki kelebihan dalam hal kecepatan bermain.
“Aku belum bisa menilai siapa yang akan menang. Aku rasa keduanya tim yang bagus. Barangkali Indonesia punya kelebihan dalam hal kecepatan. Tapi tentu saja kita tidak bisa tahu apa yang akan terjadi, ini adalah sepakbola,” tuturnya kepada reporter Tirto di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jumat (20/9/2019) malam.
Brunei U-16 sendiri sudah menjajal kekuatan Indonesia maupun Cina. Dalam laga kontra Cina mereka kalah 0-7. Sementara saat menantang Indonesia, Jumat (20/9/2019) mereka digulung delapan gol tanpa balas.
Gol yang masuk ke gawang Brunei terjadi dari kaki Marselino Ferdinan, Aditya Daffa Al Haqi, serta brace masing-masing dari Ahmad Athallah Alaihan, Ruy Arianto, dan Mochammad Faizal Shaifullah.
“Ini pengalaman yang bagus, kami tahu Indonesia adalah tim yang tangguh. Kami belajar dari pengalaman ini dan sekarang kami akan menatap Filipina agar bisa bermain lebih bagus,” ujar Ikhmarol setelah laga kontra Indonesia.
Di papan klasemen sementara Grup G, saat ini Cina dan Indonesia masih dominan. Kedua tim mengoleksi sembilan poin dari tiga laga, tapi Cina berhak berada di puncak karena unggul selisih gol. Sedangkan di sisi lain Brunei berada di urutan empat, satu tangga di atas Kepulauan Mariana Utara selaku juru kunci.
Juara Grup G dipastikan akan mengantongi satu tiket ke putaran final Piala AFC U-16 2020. Sementara tim peringkat dua akan beradu dengan runner-up grup lain untuk berebut predikat runner-up terbaik.
Jika mengacu hitungan realistis, cuma Indonesia dan Cina yang berpeluang mengunci gelar juara Grup G. Untuk melakukannya di laga pamungkas Cina perlu meraih minimal hasil imbang, sementara Indonesia wajib menang
“Di pertandingan lawan Cina nanti harus menang. Enggak ada kata lain, enggak boleh draw atau kalah,” kata pelatih Indonesia, Bima Sakti.
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Agung DH