tirto.id -
Berdasarkan informasi yang dirangkum Antara, kejadian tersebut terjadi Rabu pagi sekitar pukul 09.00 WIB saat Kapolda Riau Irjen Pol Nandang sedang akan memberikan pers rilis pengungkapan kasus narkoba.
Tiba-tiba satu unit mobil Avanza warna putih menerobos masuk melalui gerbang sebelah utara. Seorang anggota Provost Polda Riau terkapar dan dua wartawan yang akan meliput pers rilis juga terluka pada bagian kepala dan beberapa bagian tubuhnya akibat ditabrak mobil tersebut.
Sementara itu, seketika setelah menabrak pagar pintu masuk Mapolda, dua orang yang mengendarai mobil keluar. Dengan bersenjata tajam jenis pedang samurai, mereka berusaha menyerang Polisi yang sedang berada di pos jaga.
Dalam waktu singkat, keduanya berhasil dilumpuhkan.
Belum ada keterangan resmi dari kejadian ini. Namun, saat ini situasi di Mapolda Riau sedang mencekam.
Namun, dalam insiden tersebut sempat terdengar satu kali ledakan keras dari dalam Gedung Mapolda Riau.
Beberapa kali juga terdengar suara letusan senjata api dari dalam gedung Mapolda Riau.
Hingga berita ini diturunkan, sedikitnya dua kali ambulan keluar masuk dari Gedung Mapolda Riau.
Dari perkembangan sementara, identitas pelaku masih belum diketahui. Kelompok ini menyerang bersamaan sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu polisi yang bersiaga langsung menembak pelaku.
"Satu terduga teroris ditembak, sekarang sedang ditangani," ujar Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Mohammad Iqbal.
Setelah kejadian peledakan di tiga lokasi di Jawa Timur, Densus 88 Antiteror menemukan banyaknya jaringan sel tidur teroris yang mulai bangkit. Di Jawa Timur saja, polisi menangkap setidaknya 17 orang yang diduga akan melakukan serangan susulan.
Sementara di Sumatera Selatan, polisi mengamankan 2 dari 8 orang yang diduga akan melakukan penyerangan kepada Mako Polda Sumsel. Polisi memang giat melakukan pengawasan semenjak Mako Brimob Kelapa Dua, Depok menjadi ricuh.
Juru Bicara Badan Intelijen Negara, Wawan Purwanto memperkirakan bahwa di setiap daerah sel-sel tidur teroris akan mulai bergerak. Menurutnya, ancaman serangan dari kelompok teroris yang diduga jaringan Jamaah Ansor Daulah ini akan menyasar daerah lain di luar Pulau Jawa.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri