Menuju konten utama

Pelaku Ledakan Bom Surabaya dan Sidoarjo Punya Guru yang Sama

Kapolda Jatim mengatakan, keluarga-keluarga pelaku bom bunuh diri itu rutin bertemu sepekan sekali.

Pelaku Ledakan Bom Surabaya dan Sidoarjo Punya Guru yang Sama
Sejumlah sepeda motor terbakar sesaat setelah terjadi ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). ANTARA FOTO/HO/HUMAS PEMKOT-Andy Pinaria/MA

tirto.id - Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin menyatakan keluarga pelaku ledakan bom di Surabaya dan Sidoarjo merupakan satu kelompok dan memiliki guru yang sama.

"Mereka semua satu guru," kata Machfud di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa (15/5/2018).

"Mereka ini satu kelompok, satu jaringan," lanjut dia.

Machfud menambahkan, keluarga-keluarga pelaku bom bunuh diri di tiga gereja, Mapolrestabes Surabaya dan ledakan di Rusunawa Wonocolo, Surabaya rutin bertemu sepekan sekali.

Menurut dia, pertemuan itu berlangsung di kawasan Rungkut, yakni rumah Dita Oepriarto, pelaku bom bunuh diri yang diduga menjadi otak peledakan di tiga gereja di Surabaya.

Machfud menyatakan, polisi saat ini sedang mengejar sejumlah orang yang diduga terkait dengan tiga keluarga pelaku ledakan bom di Surabaya dan Sidoarjo.

Machfud mengklaim, jaringan yang terhubung dengan pelaku bom bunuh diri di Surabaya dan ledakan di Sidoarjo sudah terbaca oleh kepolisian dan terus dikejar.

Kepala Bidang Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera menyatakan kepolisian sudah menangkap 17 terduga teroris setelah insiden ledakan bom pada Minggu lalu. Sementara 4 terduga teroris tewas ditembak.

Barung menyatakan, penangkapan terbaru dilakukan terhadap 4 terduga teroris. Dua terduga teroris ditangkap di Malang. Sementara dua lainnya masing-masing ditangkap di Surabaya dan Pandaan, Pasuruan. Mereka ditangkap dalam kondisi hidup.

Pada Minggu dan Senin kemarin, ledakan bom terjadi di lima tempat di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, dalam waktu kurang dari 48 jam.

Tiga ledakan awal terjadi pada Minggu (13/5/2018) pagi di Surabaya. Ketiganya bom bunuh diri di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta di Jalan Arjuna. Ketiganya dilakukan oleh Dita Oepriarto dan istrinya Puji Kuswati bersama keempat anak mereka.

Ledakan keempat terjadi Minggu (13/5/2018) malam di Rusunawa Wonocolo Blok B Lantai 5 mengakibatkan tiga orang tewas termasuk pemilik bom Anton Ferdiantono, istri dan anaknya.

Ledakan kelima terjadi pada Senin (14/5/2018) pagi di Mapolrestabes Surabaya membuat empat pelaku tewas, melukai empat polisi, dan enam warga sipil.

Baca juga artikel terkait BOM SURABAYA atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Hukum
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Alexander Haryanto