tirto.id - Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman menyarankan pemerintah meningkatkan pelacakan (tracing) hingga tiga pekan sebelum pasien terkonfirmasi positif cacar monyet (monkeypox). Pelacakan juga dilakukan terhadap kontak erat setelah pasien terkonfirmasi penyakit menular tersebut.
“Nah, dua lapis dari kasus kontak erat ini harusnya segera dikarantina," kata Dicky kepada reporter Tirto, Senin (22/8/2022).
Menurut Dicky, pelacakan model seperti itu sudah dilakukan Jepang dalam menangani pandemi COVID-19. Pelacakan kontak erat di Negeri Sakura itu dilakukan hingga 2-3 pekan sebelum pasien terkonfirmasi positif virus Corona.
Dia menjelaskan virus cacar monyet memiliki masa inkubasi selama tiga pekan. Selam periode inkubasi itu, bisa saja seseorang tidak menunjukkan gejala cacar monyet.
Dicky menekankan penulusuran kontak erat penting dilakukan guna mencegah penularan cacar monyet pada komunitas di dalam negeri.
Meski begitu, Dicky menduga belum ada penularan komunitas terkait kasus pertama cacar monyet di Indonesia. Ia beralasan kasus pertama cacar monyet di Indonesia merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dengan riyawat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia, dan Prancis.
"Artinya belum terjadi penularan komunitas ya, itu asumsinya,” kata dia.
Menurut Dicky, kunci keberhasilan dalam mengendalikan Clade adalah pelacakan kasus konfirmasi cacar monyet dan kontak eratnya sebanyak mungkin. Temuan itu dilanjutkan dengan proses isolasi atau karantina bagi orang-orang tersebut.
"Selain itu juga kalau dia dalam resiko tinggi harus segera divaksin,” katanya.
Kemudian, Dicky menyarankan penyaringan di pintu-pintu masuk Indonesia seperti bandara dan pelabuhan tetap dilakukan sesuai standar. Mulai dari pengecekan suhu, mengisi kartu kuning yang berlaku secara internasional untuk melihat faktor risiko, serta memastikan petugas di pintu masuk negara terproteksi dengan pakai masker, sarung tangan, dan menghindari kontak langsung dengan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
“Dan yang paling penting sebetulnya bukan menutup diri, maksudnya ditutup akses [pintu masuk internasional]. Karena sekarang sudah di mana-mana kasus monkeypox ini, sudah lebih dari 77 negara. Mungkin lebih lagi karena ini kan bicara satu wabah dengan masa inkubasi yang panjang,” ujarnya.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan