Menuju konten utama

Epidemiolog: Potensi Kasus Cacar Monyet Tak Terdeteksi Itu Besar

Epidemiolog Dicky Budiman mendorong pemerintah memperkuat sistem deteksi dini dan pengetesan cacar monyet di Indonesia.

Epidemiolog: Potensi Kasus Cacar Monyet Tak Terdeteksi Itu Besar
Ilustrasi Cacar Monyet. foto/Istockphoto

tirto.id - Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menyebut potensi munculnnya kasus cacar monyet (monkeypox) yang tidak terdeteksi besar. Ia mendorong pemerintah tetap melakukan pencegahan meski pasien pertama cacar monyet di Indonesia telah sembuh dan selesai isolasi mandiri (isoman).

“Bicara kasus seperti ini, potensi bahwa kasus lain ada dan tidak terdeteksi itu besar,” kata Dicky saat dihubungi reporter Tirto, Senin (19/9/2022).

Dicky beralasan mayoritas pasien penyakit menular tersebut bergejala ringan dan dapat sembuh sendiri. Hal ini membuat sebagian kelompok yang terpapar cenderung akan diam atau tidak melakukan tes (testing).

“Karena satu, mereka adalah kelompok yang memang tertutup ditambah ada stigma. Termasuk di sini juga karena keterbatasan testing,” kata dia.

Meskipun obat dan vaksin cacar monyet sudah tersedia, tetapi Dicky menilai kemampuan deteksi dini dan pengetesan di Indonesia masih terbatas. Apalagi, banyak daerah di Tanah Air yang tidak memiliki sarana untuk mendeteksi cacar monyet.

“Jadi kombinasi dari itu, ketertutupan, kemudian gejalanya juga ringan dan cepat sembuh itu yang membuat akan banyak potensi kasus infeksi yang terjadi di kelompok berisiko tinggi ini tidak terdeteksi. Kabar baiknya mereka sebagian besar akan bisa sembuh sendiri,”jelasnya.

Dicky khawatir minimnya literasi, kewaspadaan, mitigasi, surveilans, dan penjangkauan terhadap kelompol berisiko, penularan berpotensi mengarah kepada kelompok masyarakat yang lebih besar.

“Walaupun ini tentu tidak mudah, tapi kalau itu tidak dilakukan mitigasinya, pelan atau pasti akan bisa terjadi. Itu yang harus saya selalu ingatkan,” kata dia.

Meski begitu, Dicky berkayakinan cacar monyet tidak berpotensi menjadi pandemi. Kasus cacar monyet secara global pun mengalami penurunan.

“Namun ingat, penurunan kasus dari monkeypox ini adalah penurunan kasus yang dilaporkan negara-negara yang maju, yang memiliki kapasitas, kemampuan deteksi dini, testing yang kuat. Tapi kalau bicara negara-negara berkembang, negara miskin apalagi, ya itu akan sama halnya klasik seperti halnya COVID-19,” kata dia.

Menurut Dicky, penularan cacar monyet dapat diatas dengan strategi vaksinasi cincin. Hal ini mesti dikombinasikan dengan perilaku hidup bersih dan sehat oleh masyarakat.

“Dalam hal ini, kita tahu pada kelompok beresiko ini penularan terbesar terutama melalui hubungan seksual,” ujarnya.

Oleh karena itu, Dicky mengimbau pemerintah dapat mengedukasi masyarakat terkait hubungan seksual yang sehat dan aman. Bukan hanya pada kelompok yang beresiko tinggi, tetapi juga pada populasi umum terutama dewasa muda.

“Karena ini kombinasi monkeypox, HIV (human immunodeficiency virus) dalam prediksi saya ke depan ya bisa jadi atau namanya koinfeksi. Ini akan bisa tren baru dan ini yang harus diwaspadai, harus dimitigasi dengan perilaku-perilaku hidup bersih sehat,” kata dia.

Baca juga artikel terkait PENULARAN CACAR MONYET atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan