tirto.id - PT Pegadaian (Persero) mengumumkan mampu meraup laba Rp2,5 triliun pada 2017. Laba itu tumbuh 13,7 persen secara Year-on-Year (YoY).
Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Sunarso mengatakan pencapaian tersebut didorong oleh kenaikan outstanding loan (OSL) menjadi Rp36,882 triliun dan pendapatan usaha sebesar Rp10,523 triliun.
“Atas capaian kinerja tersebut kami menargetkan dapat melayani 11,5 juta nasabah pada tahun ini [2018],” kata Sunarso di Jakarta pada Kamis (15/3/2018) sebagaimana keterangan resmi Pegadaian.
Dia optimistis jumlah nasabah Pegadaian bisa bertambah dari 9,2 juta saat ini menjadi 11,5 juta selama 2018 karena perseroan akan meningkatkan kualitas layanan digital.
“Target peningkatan jumlah nasabah tersebut optimis dapat kami capai seiring dengan peningkatan kualitas layanan digital dan makin banyaknya jaringan agen,” kata Sunarso.
Menurut dia, nasabah yang saat ini dilayani Pegadaian didominasi oleh penduduk berusia produktif. Sunarso mengklaim 68 persen nasabah Pegadaian saat ini berusia di bawah 45 tahun.
Dia menambahkan Pegadaian juga menargetkan outstanding loan (OSL) akan meningkat menjadi Rp45,4 triliun, pada 2018. Pendapatan usaha juga dipatok bertumbuh 19 persen menjadi Rp12,5 triliun di tahun ini.
"Performa keuangan perusahaan tahun 2018 diperkirakan akan terus tumbuh positif seiring dengan berlanjutnya prospek ekonomi nasional yang diperkirakan tumbuh 5,4 persen,” ujar Sunarso.
Selain itu, Pegadaian juga menargetkan laba bersih pada 2018 bisa mencapai Rp2,7 triliun atau tumbuh 7,14 persen dari catatan di 2017.
Sunarso menjelaskan, pada 2018, Pegadaian akan berfokus meningkatkan kualitas layanan digitalisasi business process, kenyamanan layanan di outlet, revitalisasi gudang dan logistik dan pelayanan lainnya kepada nasabah.
Pegadaian juga mempersiapkan layanan online melalui mobile app, menambah produk baru seperti gadai tanpa bunga, gadai tanah syariah, dan layanan berbasis fintech.
“Strategi Pegadaian dalam menghadapi tantangan antara lain melakukan transformasi pengembangan kanal distribusi, maupun produk yang berbasis digital," ujarnya.
Sunarso mengakui, bahwa kondisi persaingan di bisnis Pegadaian semakin ketat karena ada Peraturan OJK 31/2016 yang memungkinkan masuknya pemain-pemain baru di sektor bisnis ini, terutama dari kalangan industri financial technology (fintech).
“Namun, kami optimis dengan strategi yang dijalankan, Pegadaian dapat mempertahankan pasar di industri gadai dan mampu mendiversifikasi mesin pertumbuhan ke produk-produk non-gadai,” kata dia.
Sunarso menambahkan, untuk kebutuhan pendanaan sepanjang tahun ini, Perseroan menerbitkan obligasi berkelanjutan III tahap II dengan nilai total emisi Rp3,5 triliun. Pegadaian juga akan menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) senilai Rp500 miliar.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom