tirto.id - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan akan mengeluarkan instruksi partai agar calon legislatif tidak mendapat suara melebihi calon presiden dan wakil presiden yang diusung untuk pemilu presiden 2019, Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Hal ini disampaikan Hasto saat memberikan sambutan kepada anggota PDIP di kawasan Gajah Mada, Jakarta, Jumat (22/11/2018).
Menurut Hasto, mereka wajib menjadikan pemilu presiden dan legislatif sebagai satu tarikan nafas. Artinya, bukan hanya mereka yang harus menang, tapi Jokowi-Ma’ruf juga.
“DPP akan mengeluarkan instruksi bagi caleg yang nanti perolehan suaranya melampaui suara presiden dan wakil presiden, kami usulkan untuk tidak dapat dilakukan pelantikan,” kata Hasto.
Hasto menyampaikan pileg dan pilpres sangat strategis dan merupakan kesempatan emas untuk menunjukkan kekuatan perjuangan PDIP. Oleh karena itu, Hasto menuntut kader PDIP agar bisa mempertahankan Jokowi hingga dua periode.
Kader juga diwajibkan memasang alat peraga kampanye wajah Jokowi, Ketua DPP PDIP Megawati Soekarnnoputri, dan Presiden pertama RI Ir Soekarno.
“Dan ini modal kita besar. Survei terakhir Pak Jokowi itu berkisar antara 54-60 persen (suara), survei PDIP paling tidak 29,9 persen,” ucapnya.
Hasto menegaskan usulan tersebut sebenarnya disampaikan dari para kadernya sendiri. Untuk merealisasikan hal ini, PDIP juga tak hanya diam, sampai sekarang mereka terus berkunjung ke daerah-daerah di mana saat pilpres 2014, suara Jokowi lebih rendah dari Prabowo.
“Yakin dengan kepemimpinan Pak Jokowi yang merakyat, suara Pak Jokowi-Ma’ruf jauh lebih besar daripada suar alainnya. Maka itu semua bergerak,” kata Hasto lagi.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri