Menuju konten utama

PBSI Sikapi Positif Jadwal Baru Olimpiade 2020 Tahun Depan

PBIS menanggapi positif jadwal baru Olimpiade 2020 yang digelar tahun depan.

PBSI Sikapi Positif Jadwal Baru Olimpiade 2020 Tahun Depan
Ilustrasi Badminton

tirto.id - Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menanggapi positif keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengenai jadwal baru Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang. Akibat pandemi Corona atau COVID-19, Olimpiade 2020 digeser tahun depan, yakni 23 Juli-9 Agustus 2021 mendatang.

Badan tertinggi olahraga bulu tangkis nasional tersebut menganggap bahwa penundaan ajang Olimpiade hingga setahun lamanya karena dampak pandemi COVID-19 adalah force majeur (keadaan luar biasa) yang tidak bisa dinilai untung-rugi.

"Ini kan force majeur yang tidak bisa dihindari, jadi tidak ada untung dan rugi,” jelas Achmad Budiharto, Sekretaris Jenderal PBSI, dikutip dari badmintonindonesia.org, Selasa (31/3/2020).

PBSI mencoba melihat penundaan tersebut dari sisi positif, yakni ketersediaan lebih banyak waktu dalam persiapan menyongsong Olimpiade tahun depan. Apalagi di kejuaraan terakhir yakni All England 2020, sektor andalan ganda putra dan tunggal putra belum sesuai harapan.

Nomor ganda putra gagal mempertahankan gelar juara, usai pasangan nomor 1 dunia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, takluk dari wakil Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe, di final.

Hasil lebih buruk bahkan diperlihatkan sektor tunggal putra. Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie langsung kandas di babak pertama (32 besar).

Jonatan takluk di tangan pemain Malaysia, Lee Zii Jia. Sedangkan Ginting menyerah di hadapan tunggal Denmark, Rasmus Gemke.

“Positifnya, kami bisa mempersiapkan diri lebih baik menuju olimpiade tahun depan. Misalnya kalau dilihat dari hasil terakhir di All England 2020, pemain andalan di ganda putra masih ada kesulitan. Dan kami sebetulnya berharap banyak dari sektor tunggal putra, namun kedua sektor ini masih belum bisa memenuhi harapan," ungkap Budiharto.

PBSI saat ini masih menunggu pengumuman resmi dari Federasi Badminton Dunia (BWF) mengenai regulasi yang bakal diberlakukan dalam Kualifikasi Olimpiade Tokyo, termasuk penjadwalan ulang aneka turnamen yang telah ditunda.

"Semua tergantung dari masa darurat COVID-19, PP PBSI baru bisa memutuskan setelah kondisi darurat telah selesai," kata Budiharto.

"Untuk menyusun jadwal turnamen internasional maupun nasional, kami harus menunggu konfirmasi jadwal turnamen internasional dari BWF. Karena jadwal turnamen nasional juga harus diatur dan disesuaikan dengan turnamen internasional yang diselenggarakan di Indonesia," lanjutnya.

Potensi munculnya jadwal turnamen yang sangat padat pada kemudian hari wajib menjadi bahan pertimbangan PBSI. Tak hanya itu, PBSI juga harus mengatur ulang program latihan serta kuota pengiriman atlet ke tiap kejuaraan.

"Pasti akan ada penyesuaian, dengan situasi seperti ini, kami akan menentukan mana yang menjadi skala prioritas," jelas Budiharto.

Baca juga artikel terkait OLIMPIADE 2020 atau tulisan lainnya dari Oryza Aditama

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Oryza Aditama
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Iswara N Raditya