Menuju konten utama

Pantai di Kepulauan Samudra Hindia Dipenuhi Ratusan Ton Plastik

Hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports menemukan bahwa pantai-pantai di kepulauan Samudra Hindia dipenuhi dengan 238 ton plastik. 

Pantai di Kepulauan Samudra Hindia Dipenuhi Ratusan Ton Plastik
Ilustrasi sampah laut. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Sebuah survei tentang polusi plastik memperkirakan pantai-pantai di kepulauan Samudra Hindia dipenuhi dengan 238 ton plastik, termasuk 977.000 sepatu dan 373.000 sikat gigi.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports ini dilakukan di Kepulauan Cocos (Keeling) Australia dan menemukan bahwa pantai-pantai di wilayah tersebut dipenuhi dengan 414 juta keping puing plastik.

Penelitian ini dipimpin oleh peneliti IMAS, Jennifer Lavers yang sebelumnya pada bulan Mei 2017 juga mengungkapkan bahwa pantai-pantai di Pulau Henderson yang terpencil di Pasifik Selatan memiliki kepadatan puing plastik tertinggi di Bumi.

Kepadatan puing-puing plastik di pantai Kepulauan Cocos (Keeling) lebih rendah daripada di Pulau Henderson.

Namun, volumenya masih melimpah. Lavers mengatakan pulau-pulau terpencil yang tidak dihuni oleh manusia menyimpan banyak sampah dan ini merupakan indikator jumlah puing-puing plastik yang beredar di lautan dunia.

"Pulau-pulau seperti ini seperti burung kenari di tambang batu bara dan semakin mendesak bagi kami untuk menindaklanjuti peringatan yang mereka berikan kepada kami. Polusi plastik sekarang ada di mana-mana di lautan kita, dan pulau-pulau terpencil adalah tempat yang ideal untuk mendapatkan pandangan obyektif tentang volume puing-puing plastik yang sekarang mengelilingi dunia," kata Lavers.

"Perkiraan kami terdapat 414 juta keping seberat 238 ton di Cocos (Keeling) dan kami hanya mengambil sampel hingga kedalaman 10 sentimeter. Hal itu karena tidak dapat mengakses beberapa pantai yang dikenal sebagai 'hotspot' puing. Tidak seperti Pulau Henderson, di mana puing-puing dapat diidentifikasi terkait dengan penangkapan ikan, plastik di Cocos (Keeling) sebagian besar merupakan barang konsumen sekali pakai seperti tutup botol dan sedotan, serta sejumlah besar sepatu dan tali," lanjut Lavers .

Rekan penulis Annett Finger dari Victoria University mengatakan produksi plastik global terus meningkat dengan hampir setengah dari plastik diproduksi selama 60 tahun terakhir diproduksi dalam 13 tahun terakhir.

Diperkirakan 12,7 juta ton plastik memasuki lautan pada tahun 2010, dengan sekitar 40 persen plastik dari aliran limbah.

"Sebagai hasil dari pertumbuhan plastik konsumen sekali pakai, diperkirakan sekarang ada 5,25 triliun keping plastik laut. Polusi plastik adalah ancaman yang terdokumentasi dengan baik terhadap satwa liar dan dampak potensial terhadap manusia.Skala masalahnya berarti membersihkan lautan kita saat ini tidak memungkinkan, dan membersihkan pantai begitu tercemar plastik memakan waktu, mahal, dan perlu diulangi secara teratur karena ribuan keping plastik baru dicuci setiap hari," kata Finger

"Satu-satunya solusi yang layak adalah mengurangi produksi dan konsumsi plastik sembari meningkatkan pengelolaan limbah untuk menghentikan bahan ini memasuki lautan kita sejak awal," tambah Finger seperti dilansir Sciencedaily.

Baca juga artikel terkait SAMPAH PLASTIK atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Febriansyah
Editor: Yandri Daniel Damaledo