Menuju konten utama

Panglima TNI: Neoliberalisme Lebih Bahaya Ketimbang Komunisme

Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan bahwa kebangkitan PKI bukan hanya dilihat di permukaan saja, tapi di bawah permukaan. Menurut Panglima TNI, PKI berbahaya, tapi yang lebih berbahaya adalah neoliberalisme.

Panglima TNI: Neoliberalisme Lebih Bahaya Ketimbang Komunisme
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kanan) Antara foto/M Agung Rajasa.

tirto.id - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan ancaman neoliberalisme pada Pancasila bisa melebihi ancaman komunisme melalui isu bangkitnya Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pernyataan tersebut ditegaskan Gatot usai simposium nasional bertajuk 'Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain' di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (2/6/2016). “Saya ingatkan kebangkitan PKI bukan hanya dilihat di permukaan, tapi di bawah permukaan. PKI berbahaya, tapi yang lebih berbahaya neoliberalisme,” kata Gatot.

Gatot mencontohkan neoliberalisme yang mulai menyebar secara luas di Benua Eropa seperti Belanda, Denmark, dan Prancis yang menyebabkan gereja-gereja mulai kosong sehingga rumah ibadah tersebut banyak yang dijual karena tidak ada jemaatnya.

“Dengan adanya proses ini, lama-lama orang jadi ateis akibatnya makin terbukalah dengan ideologi lainnya, masuk ke Indonesia yang bisa berbahaya seperti individualisme, anarkisme, bahkan komunis. Maka dari itu kita harus waspada,” ujarnya.

Hal ini menurutnya terjadi juga di Indonesia dengan menjamurnya tempat belanja modern yang menggantikan pasar tradisional yang sejatinya merupakan tempat merekatkan persaudaraan masyarakat Indonesia yang dilandasi dengan jiwa gotong royong.

“Pancasila kalau diperas jadi gotong royong. Gotong royong akan dihilangkan dengan menghilangkan area publik. Maka presiden katakan hidupkan kembali pasar tradisional,” kata Gatot tegas.

Lebih lanjut, Gatot menuturkan untuk menangani isu kebangkitan PKI tidak harus selalu dilihat secara fisik, misalnya dengan menghakimi tanpa proses hukum pihak yang dianggap menghidupkan kembali PKI karena menggunakan atribut-atribut berbau komunis.

Cara menindak oknum yang ditengarai memicu kebangkitan PKI, kata Gatot, ialah bisa dengan mencari akar permasalahannya yang dicontohkannya dengan penyebaran kaus berlambang lambang PKI, yaitu palu arit.

“Cari misalnya kalau ada yang pakai kaos, dekati. Belinya di mana, bikinnya di mana, lalu ditelusuri dengan mendatangi toko yang menjual atribut-atribut tersebut dan mencari tahu siapa saja yang memesan. Kita bekerja di bawah, di mana otaknya,” kata dia.

Baca juga artikel terkait POLITIK

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz