tirto.id -
"Dari dulu hasil survei selalu begitu. Pada pemilu lalu, Hasil survey katanya 2 persen. Faktanya hasil sesungguhnya mencapai 7,59 persen," kata Saleh melalui pesan whatsapp, Jumat (20/7/2018).
Menurut Saleh, hasil survei hanya mengukur popularitas partai, tapi tidak pernah mengukur popularitas kandidat. Padahal, menurutnya, dalam pemilihan legislatif popularitas kandidat turut mendorong naiknya suara partai.
"Dengan sistem pemilu sekarang ini, antara popularitas partai dan popularitas individual terkadang tidak linear," kata Saleh.
"Capaian ini termasuk capaian tertinggi di antara partai-partai yang ada, termasuk partai besar lainnya," kata Saleh.
Kemarin, Kamis (19/7/2018), hasil survei LIPI menyatakan enam partai terancam tak lolos ke parlemen pada 2019 mendatang. Mereka adalah, PKS dengan perolehan elektabilitas sebesar 3,7 persen, PAN sebesar 2,3 peraen, Nasdem 2,1 persen, dan Hanura sebesar 1,2 persen.
"Hanya enam partai yang diprediksi lolos ambang batas parlemen meskipun masih banyak responden yang belum menjawab dan belum menentukan pilihan," kata peneliti senior LIPI Syamsuddin Haris dalam pemaparan survei bertajuk "Partisipasi Politik, Kepemimpinan Nasional, dan Masa Depan Demokrasi", di Jakarta, Kamis (19/7/2018).
Dalam survei tersebut, menunjukkan pula hanya dua partai yang perolehan suara di atas 10 persen, yakni PDI Perjuangan di urutan pertama dengan 24,1 persen dan Partai Golkar memperoleh 10,2 persen.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yulaika Ramadhani