tirto.id -
Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Prof Mulia Purba, Msc menyampaikan laut Indonesia memiliki sifat dan parameter gerak air sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembangkit energi listrik.
"Parameter gerak air yang tiada henti-hentinya adalah arus laut, pasar surut dan gelombang," katanya dalam orasi ilmiah berjudul Oseanografi Fisik Sebagai Landasan / Dasar Pengembangan Sumber Daya dan Jasa Lingkungan Laut, di IPB Bogor, Kamis (17/3/2016).
Ia menjelaskan Indonesia masih tertinggal dalam pengembangan energi listrik tenaga pasang surut, karena mahalnya investasi. Akibatnya orientasi energi listrik hanya di darat dan sangat bergantung pada sumber daya alam fosil sementara cadangannya pun semakin berkurang.
Prof Mulia mengusulkan, Indonesia perlu menyiapkan teknologi agar energi gerak air laut tersebut dapat dikonversikan menjadi tenaga listrik.
"Contohnya, instalasi pembangkit listrik tenaga pasang surut terbesar di dunia dengan kapasitas 254 MW terdapat di Danau Sihwa, Korea Selatan," katanya.
Guru besar ilmu kelautan itu juga menjelaskan pembangkit listrik dari sifat dan gerak air laut bisa diterapkan di daerah terpencil di Indonesia Timur, harapannya jika energi dapat disediakan perekonomian daerah tersebut semakin baik.
Prof Mulia menambahkan, untuk memanfaatkan sumber daya dan jasa lingkungan laut memang memerlukan biaya mahal, tetapi Indonesia harus berkomitmen menyediakan dana untuk melakukan penelitian dan pengembangan terutama investasi dalam pengembangan instrumen.
"Perlu komitmen penyediaan dana, investasi pengembangan instrumen dalam jangka panjang, hasilnya akan bisa kita nikmati," katanya.