tirto.id - Acara olahraga internasional Olimpiade Paris 2024, telah berlangsung sejak 26 Juli. Sepanjang kompetisi itu berlangsung, Olimpiade Paris 2024 terlibat beragam kontroversi yang viral dan menjadi sorotan publik di media sosial.
Kontroversi Olimpiade Paris 2024 bahkan berlangsung sejak acara pembukaan. Sebelumnya, penyelenggara dikecam komunitas Kristen dan Katholik seluruh dunia karena membuat parodi lukisan “Perjamuan Terakhir” Leonardo da Vinci.
Sejak upacara pembukaan tersebut, beberapa insiden kontroversial yang menimbulkan banyak perdebatan di media sosial terjadi di Olimpiade Paris 2024. Kontroversi lainnya adalah perdebatan terkait identitas gender atlet tinju Imane Khelif.
Publik menyoroti kontroversi Olimpiade 2024 bukannya tanpa alasan. Menurut Wakil presiden eksekutif dan direktur grup di firma pemasaran The How Agency Paul Miser, menilai sorotan publik terjadi karena keberadaan media sosial.
Miser menilai media sosial mengubah cara audiens menikmati Olimpiade 2024. Kecepatan informasi hingga jangkauan yang lebih luas memungkinkan publik mengakses momen-momen selain acara utama Olimpiade.
"Media sosial memungkinkan pengguna untuk memutuskan apa yang mereka anggap menarik, menarik, dan layak diberitakan," jelas Paul, seperti dikutip dari Forbes.
Kumpulan Kontroversi di Olimpiade Paris 2024 yang Viral
Kontroversi seputar Olimpiade Paris 2024 mencakup berbagai insiden yang memicu perdebatan di media sosial. Kontroversi ini diantaranya adalah polusi di Sungai Seine, perdebatan mengenai gender dalam tinju, hingga adanya larangan hijab.
Melansir dari The Standard dan Forbes, berikut ini beberapa kontroversi di Olimpiade Paris 2024:
1. Keterlibatan atlet pelaku kejahatan seksual
Olimpiade Paris 2024 menuai kritikan setelah seorang pemain voli Steven van de Velde (29 tahun) masuk dalam tim Belanda yang berangkat ke Paris. Pasalnya, Steven van de Velde pernah terlibat kasus kekerasan seksual yang terjadi pada delapan tahun silam.
Pada tahun 2016, Steven val de Velde telah dijatuhi hukuman empat tahun penjara. Ia terbukti bersalah memerkosa seorang gadis berusia 12 tahun saat ia berusia 19 tahun.
2. Perdebatan identitas gender Imane Khelif
Kontroversi Olimpiade 2024 juga melibatkan perdebatan gender. Kontroversi ini terjadi pada petinju Aljazair Imane Khelif usai menyelesaikan pertarungan dengan petinju Italia, Angela Carini dalam kurang dari satu menit setelah dimulai.
Usai bertanding dengan Khelif, Carini mengakui bahwa ia tidak pernah terpukul sekeras itu selama berlaga. Dia akhirnya memutuskan mundur karena rasa sakit luar biasa di hidungnya setelah menerima pukulan keras dari Khelif.
Jenis kelamin Khelif terus dipertanyakan publik di dunia maya. Belakangan, terungkap bahwa Khelif terlahir sebagai perempuan yang mengalami kelainan perkembangan seks.
Hingga tahun lalu, Khelif juga selalu berkompetisi dalam kategori tinju wanita. Namun, Khelif pernah didiskualifikasi dari Kejuaraan Dunia Wanita 2023 karena gagal tes kelayakan gender.
3. Larangan mengenakan hijab
Pemerintah Prancis melarang atlet wanita mslim mengenakan hijab selama kompetisi Olimpiade Paris 2024. Larangan ini diambil sebagai bagian dari kebijakan "laïcité" (sekularisme) yang memisahkan agama dari urusan pemerintah dan publik.
Berkaitan dengan larangan hijab tersebut, duo pemain bola voli Mesir dengan sengaja melanggar aturan itu. Keduanya menjadi viral setelah bertanding dengan pakaian tertutup dan mengenakan hijab saat bertanding melawan Spanyol.
Salah satu pemain, Doaa Elghobashy telah menegaskan keputusannya untuk bermain dengan hijab, bukan bikini. Dia juga menegaskan bahwa di negara yang bebas tidak ada pihak yang bisa mengatur cara berpakaiannya.
"Saya ingin bermain dengan jilbab saya, dia ingin bermain dengan bikini–semuanya baik-baik saja, jika Anda ingin telanjang atau mengenakan jilbab. Hargai saja semua budaya dan agama yang berbeda," ucap Elghobashy kepada Expressen, seperti dikutip dari The Standard.
4. Pencemaran air di Sungai Seine
Salah satu kontroversi Olimpiade Paris 2024 juga terkait dengan keamanan air di Sungai Seine. Latihan triathlon minggu lalu di sungai ini pun dibatalkan untuk kedua kalinya karena kualitas air yang buruk.
Kekhawatiran meningkat karena tingginya tingkat limbah dalam air, yang menimbulkan risiko kesehatan menjelang Olimpiade. Seorang atlet Belgia, Michel bahkan dikabarkan terpaksa mundur dari triathlon setelah dilaporkan tertular E.coli.
Belgia belum mengonfirmasi apakah penyakit Michel berasal langsung dari berenang di Sungai Seine. Sebuah surat kabar Belgia melaporkan bahwa atlet berusia 35 tahun tersebut terlalu sakit untuk berkompetisi dalam estafet triathlon campuran.
5. Kemenangan Noah Lyles dalam cabang olahraga lari 100 meter
Pertandingan final lari 100 meter putra Olimpiade Paris berlangsung dengan sengit. Atlet AS Noah Lyles dan atlet Kishane Thompson dari Jamaika, tampak melewati garis finis secara bersamaan.
Meski finis di waktu yang bersamaan, Lyles akhirnya ditetapkan sebagai pemenang dalam lari 100 meter putra.
Lyles finis pertama dengan waktu 9,784 detik sementara Thompson menyelesaikan lomba dalam waktu 9,789 detik. Selisih waktu seperseribu detik di antara keduanya menjadi waktu terpendek setidaknya sejak Moskow 1980.
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yonada Nancy & Dipna Videlia Putsanra