tirto.id - Ombak besar di perairan laut Kabupaten Jembrana, Bali yang mengalir hingga ke pantai menewaskan seorang anak yang tenggelam di pantai itu, Senin (31/12/2018) sore.
Hal ini disampaikan Kapolsek Negara Komisaris Polisi I Ketut Maret, sebagaimana dilansir Antara.
"Menjelang Tahun Baru, ada dua orang anak yang terseret arus, dengan satu diantaranya tidak tertolong lagi. Mereka mandi di laut bersama tujuh orang rekannya di pantai Desa Air Kuning," katanya.
Ia menjelaskan, saat mandi di pantai, Yustus Okta Chris Tri Yoga (17 tahun) dan Louis Fernando (13 tahun), yang tinggal di salah satu panti asuhan di Kecamatan Negara terseret arus hingga ke tengah.
"Saat diselamatkan oleh nelayan, nyawa Fernando tidak bisa diselamatkan, sedangkan Yustus masih dalam kondisi kritis," jelasnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk waspada termasuk dengan tidak sembarangan mandi di laut karena akhir-akhir ini memang cuaca buruk sering terjadi, termasuk di laut.
"BMKG sudah memperingatkan soal cuaca buruk, kami imbau peringatakan itu dijadikan acuan bagi masyarakat yang akan beraktivitas di laut," katanya.
Belakangan, angin kencang dan ombak besar sering terjadi di laut, yang juga membawa dampak bagi nelayan dengan berkurangnya hasil tangkap.
Mispandi, nelayan yang berusaha menyelamatkan korban mengatakan, yang pertama kali ditemukan adalah Yustus dengan jarak sekitar 7 meter dari pantai.
"Saya bersama kawan-kawan nelayan tangan yang melambai-lambai di laut, kami langsung menuju ke lokasi. Korban pertama bisa kami angkat dari laut, sedangkan yang satunya sempat hilang ditelan ombak," katanya.
Untuk mencari Fernando, nelayan setempat sempat mengerahkan tiga orang rekannya yang pandai menyelam namun tidak dapat menemukan korban. Bersama nelayan lain, ia lalu menebarkan jaring di lokasi tenggelamnya korban, dan menemukan Fernando tersangkut di jaring yang langsung dibawa ke darat dilanjutkan ke Puskesmas terdekat.
Berdasarkan pemeriksaan medis, Fernando dipastikan meninggal dunia, sementara Yustus hingga berita ini dibuat masih mendapatkan perawatan intensif.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani