tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani telah menyampaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 dalam rapat paripurna DPR RI pada Senin lalu (10/6/2019).
Meski dibayangi perlambatan ekonomi global, mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu optimistis ekonomi Indonesia bisa tumbuh di kisaran 5,3 sampai 5,6 persen dengan tingkat inflasi 2 hingga 4 persen.
Dengan asumsi makro tersebut, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso yakin kontribusi sektor keuangan bisa lebih besar di tahun depan.
"Kami yakin tadi bahwa berbagai asumsi makro yang disampaikan Ibu Menteri Keuangan (Sri Mulyani) kami dari intermediasi perbankan dapat yakin mendorong kredit tumbuh 12-14 persen," katanya di Komisi XI DPR, Jakarta Pusat, Kamis (13/6/2019).
Di samping itu, Wimboh juga memperkirakan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mencapai 10 hingga 12 persen. "Penghimpunan dana dari pasar modal bisa sampai Rp192 triliun," imbuh Wimboh.
Dengan demikian, aset industri keuangan dan perbankan diyakini bisa tumbuh di kisaran 13 sampai 15 Persen. Aset asuransi jiwa diperkirakan bisa tumbuh 10-11 persen, sementara asuransi umum tumbuh 15 hingga 17 persen dan aset perusahaan pembiayaan 10-12 persen.
Aset dana pensiun, lanjut dia, juga bisa tumbuh 6 sampai 8 persen, sementara aset dana pensiun pemberi kerja (DPPK) iuran pasti tumbuh 10 sampai 11 persen. Adapun aset Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) tumbuh 12 hingga 14 persen.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto