tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) nasional pada Juli 2024 sebesar 119,61 atau naik 0,70 persen dibanding NTP pada Juni. Kenaikan NTP dipicu indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,31 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) turun sebesar 0,39 persen.
"Nilai tukar petani pada Juli 2024 tercatat 119,61 atau naik 0,70 persen dibanding Juni 2024," kata Pelaksana Tugas Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, saat konferensi pers, Jakarta (1/8/2024).
Komoditas yang dominan mempengaruhi indeks harga yang diterima petani nasional adalah gabah, cabai rawit, kelapa sawit, dan kopi. Diketahui, peningkatan NTP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan yang naik 2,00 persen.
Secara rinci, NTP Provinsi Bengkulu mengalami kenaikan tertinggi yakni 3,48 persen dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Sulawesi Tengah mengalami penurunan terbesar yaitu 4,69 persen dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya.
BPS juga mencatat pada Juli 2024 terjadi penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Indonesia sebesar 0,54 persen, utamanya disebabkan oleh penurunan indeks pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau.
Sedangkan, pada Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Juli 2024 sebesar 122,25 atau naik 0,29 persen dibanding NTUP bulan lalu.
Perlu diketahui, NTP menjadi salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin